Ma'ruf tiba sekitar pukul 20.30 WIB, dan langsung melakukan ziarah di makam Sultan Ageng Tirtayasa selama sekitar 20 menit.
Ma'ruf bersama rombongan kemudian menjalani proses haul bersama masyarakat setempat.
Ma'ruf mengatakan Sultan Ageng Tirtayasa adalah tokoh Banten yang ikut berjuang melawan Belanda.
"Beliau punya nilai sejarah yang tinggi dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Dia sultan yang anti-penjajahan," ujar Ma'ruf.
Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Banten periode 1640-1650 Abu al-Ma'ali Ahmad dan Ratu Martakusuma.
Pada tanggal 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dengan gelar Sultan Abu al-Fath Abdulfattah.
Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651-1683. Ia banyak memimpin gerakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Kala itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.
Haul ke-327 Sultan Ageng Tirtayasa turut dihadiri Ketua DPD Golkar Banten Ratu Tatu Chasanah, sejumlah tokoh, serta ratusan masyarakat.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019