"KM Merisa merupakan sebuah kapal pesiar yang ditumpangi lima warga negara asing(wna) bertolak dari pelabuhan Tulehu, kecamatan Leihitu (pulau Ambon) menuju pulau Banda, kabupaten Maluku Tengah sejak Rabu, (13/3) sekitar pukul 19.00 WIT namun mengalami mati mesin di laut," kata Kepala kantor Basarnas Ambon, Muslimin di Ambon, Kamis.
Lima WNA yang berada dalam KM Merisa adalah Jean Claude Phillipe, asal Belanda, Marinda Edison asal Phlipina, Mohammed Hasan asal Qatar, Edwin Josse Bisslik asal Qatar, dan Antoni Albet Aubrey dari Republic Of Seychelles.
Di atas kapal naas ini juga ada seorang pemandu wisata bernama Andi Nasir Hamadin dan delapan Anak Buah Kapal antara lain Sadi Rudin selaku nakhoda, Andi Dasri (mualim I), dan Fritwan Kekenusa (kepala kamar mesin).
Sedangkan Sulaiman Amir adalah masinis, Shaq Harfendy (oiler), Abdul Ghani (kelas i), Muh Sating (wiper), dan Junaidi sebagai asisten koki.
"Seluruh kru dan penumpang meninggalkan kapal yang sudah tenggelam sekitar pukul 07:10 WIT dan naik ke atas Life Craft sehingga KN SAR 235 Abimanyu yang tiba di lokasi menemukan mereka sedang terapung-apung di tengah laut," ujar Muslimin.
KM Mersia dilaporkan angkat jangkar dari pelabuhan Tulehu, kecamatan Salahutu (pulau Ambon), kabupaten Maluku Tengah pada Rabu, (13/3) pukul 19.00 WIT dan bertolak menuju plau Banda menggalami mati mesin di perairan Selatan Ambon.
Kapal tersebut dilaporkan berada pada koordinnat 4°21.239 S - 128°09'.663 E dan jarak tempuh sekitar 45 NM dari Pulau Ambon dan waktu tempuh kurang lebih dua jam.
Kondisi cuaca saat ini di lokasi pencarian adalah hujan ringan dan kecepatan angin dari arah barat laut antara 3 - 25 knots, sedangkan ketinggian gelombang antara 0,25 hingga dua meter.
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019