Sukabumi (ANTARA News) - Sebanyak tujuh pengunjung wisata Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, terseret ombak Samudera HIndia sejak Minggu pagi, saat mereka asyik berenang di pinggir pantai Karangnaya, Citepus dan Kebon Kelapa, Cisolok.
Keterangan yang dihimpun ANTARA, Minggu siang, menyebutkan ke tujuh pengunjung, yakni Santi Susanti (18) warga Cibeber Cianjur (TKP Karangnaya, Citepus), Herlambang (27) warga Kampung Baru Ciracas Jaktim (TKP Kebon Kelapa, Cisolok), Yudi (28), penduduk Jalan Tanjung, Ciracas, Jaktim, Lina (26), warga Ciracas, Jaktim, Umi Salma (20), warga Cipayung ,Jaktim, Hanafi (24), warga Kebon Pedes, Sereal, Bogor dan Uya (16), warga Cipayung, Sukaraya Bogor, (TKP Karangnaya, Citepus).
Menurut Kepala Satuan Unit Polair Pelabuhanratu, Aiptu Rukiman, ketujuh korban nyaris tenggelam ketika terseret ombak di Teluk Pelabuhan Ratu saat asyik berenang di pinggir pantai Citepus dan pantai Cisolok.
Namun ketujuh korban berhasil diselamatkan petugas gabungan dari Polair, Pos angkatan Laut (AL) dan Badan Keselamatan Wisata Tirta (Balawista) Pelabuhanratu.
Hingga kini ketujuh korban telah dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan Ratu untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kondisi mereka, karena mereka tampak mengalami shock.
Menurut Rukiman, ketujuh korban yang nyaris tenggelam ini berenang di wilayah terlarang, pasalnya arus bawah di sekitar Karangnaya dan Kebon Kelapa cukup besar sehingga membahayakan pengunjung sendiri.
"Kami (petugas gabungan-red) seringkali memperingatkan pengunjung yang berenang di wilayah terlarang, namun tidak diindahkan oleh para pengunjung," katanya.
Ia mengaku kesulitan, bahkan kewalahan untuk mengawasi jumlah pengunjung yang mencapai puluhan ribu orang tersebut. Jumlah petugas yang ada dengan jumlah pengujung tidak sebanding, jelas Rukiman.
Peralatan Minim
Sementara itu, Kepala Infokom Balawista Pelabuhan Ratu, Usup Supriyatna, mengaku peralatan yang dimiliki oleh Balawista sangat minim, sehingga pihaknya kesulitan untuk melakukan penyelamatan bagi para pengunjung wisata.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya meminta perhatian Pemkab Sukabumi untuk memberikan peralatan-peralatan kepada petugas Balawista, sehingga kalau ada peristiwa maka pihaknya bisa segera menanganinya.
Usup juga mengaku kewalahan untuk melakukan pengawasan kepada para pengujung Pelabuhanratu, pasalnya jumlah pengunjung yang mencapai puluhan ribu tak sebanding dengan jumlah petugas Balawista.
"Para pengunung seringkali tak mengindahkan papan peringatan dan bendera merah yang menyatakan wilayah terlarang, pasalnya masih banyak pengunjung yang berenang diwilayah terlarang," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007