Cianjur (ANTARA) - Hasil tangkapan ratusan nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menurun tajam sejak dua bulan terakhir tepatnya sejak tingginya curah hujan dan kerap terjadi badai di tengah laut.
Akibatnya hasil tangkapan nelayan sekali melaut hanya cukup untuk menutupi operasional dan biaya rumah tanga sehari-hari, ungkap Roroh (55), nelayan Pantai Jayanti saat dihubungi, Kamis.
Ia menjelaskan, sejak dua bulan terakhir gelombang cukup tinggi di perairan pantai selatan dan kerap terjadi badai disertai derasnya arus bawah laut yang membuat ikan terbawa ke bagian tengah laut lepas.
"Dampaknya hanya beberapa kilometer sekali melaut. Hasilnya kalau dijual hanya cukup untuk menutupi operasional melaut dan biaya untuk ke dapur sehari," katanya.
Kalau beruntung tambah dia, ketika mendapat ikan kakap merah yang mempunyai nilai jual cukup tinggi, sehingga dapat menambah biaya melaut selanjutnya. Namun sejak beberapa pekan terakhir hasil tangkapan yang cukup banyak hanya jenis tongkol dan layur.
Minimnya hasil tangkapan sekali melaut, membuat ratusan nelayan di pantai selatan Cianjur terpaksa menganggur dan memasukkan kapal ke dalam dermaga untuk menghindari kerusakan akibat dihantam gelombang.
"Paling banyak nelayan hanya memperbaiki jala atau menambal lambung kapal yang bocor karena hasil tangkapan terkadang tidak dapat menutupi operasional," katanya.
Hal senada terucap dari Aserp nelayan di Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang. Ratusan nelayan terpaksa mencari ikan di tepian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Kalau tidak, saya coba membuat jaring untuk dijual, ketika musim paceklik seperti sekarang. Kalaupun mencari ikan hanya di pinggiran dengan menebar jala yang hasilnya hanya cukup untuk santapan keluarga," katanya.***1***(FKR)
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019