Kompetisi demokrasi seharusnya dilakukan dengan cara-cara fair, bukan menggunakan kekerasan terhadap kader partai lain."

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra dan seluruh keluarga besar partainya berduka cita atas meninggalnya Ketua Tim Pemenangan Pemilu PBB Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sudirman akibat terkena anak panah pada Kamis siang, di RS Wahidin, Makassar.

Yusril yang sejak dua hari lalu perhatian dengan kasus ini dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis, merasa sangat terpukul dengan wafatnya Sudirman.

Korban berusia sekitar 30 tahun itu meninggalkan istri dan anak perempuan berusia 1,5 tahun.

Dua hari yang lalu, Sudirman yang sedang bersepeda motor membawa bendera PBB untuk dipasang di Kabupaten Bantaeng diserang empat orang yang juga bersepeda motor. Salah seorang pengendara motor itu membidik Sudirman dengan busur panah sehingga menembus dada sebelah kirinya.

Sudirman langsung tersungkur akibat anak panah yang diduga beracun itu. RS Bantaeng tidak mampu menangani lukanya. Sudirman dilarikan ke RS Wahidin di Makassar untuk dioperasi. Sejak Rabu (13/3) Sudirman koma, dan Kamis siang Sudirman wafat.

Sementara itu, aparat Polda Sulsel telah berhasil menangkap empat orang yang diduga pelaku pemanahan. Keempatnya kini sedang diperiksa intensif oleh polisi. Diduga ada motif politik untuk membunuh aktivis PBB itu.

Di Kabupaten Bantaeng, selama ini PBB kurang aktif. Namun empat tahun terakhir khususnya menjelang Pemilu 2019, PBB di sana mulai menguat. Faktor ini yang diduga menjadi pemicu pembunuhan atas almarhum Sudirman.

Yusril menyesalkan serangan terhadap anak buahnya yang diduga karena persaingan politik yang tidak sehat.

"Kompetisi demokrasi seharusnya dilakukan dengan cara-cara fair, bukan menggunakan kekerasan terhadap kader partai lain," kata Yusril.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019