Dalam APBD 2019 tidak ada pembangunan ruang belajar yang baru sehingga dilakukan upaya memaksimalkan bangunan yang sudah ada.
Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengupayakan secara maksimal ruang kelas SD dan SMP yang ada untuk kegiatan belajar mengajar tanpa membangun gedung baru akibat keterbatasan lahan.
"Belajar dari pengalaman dan keberadaan sekolah di kota bahwa pelajar sulit melakukan aktivitas karena tanah lapang juga dibangun ruang belajar," kata Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Kamis.
Ahmed mengatakan dalam APBD 2019 tidak ada pembangunan ruang belajar yang baru sehingga dilakukan upaya memaksimalkan bangunan yang sudah ada.
Bahkan pihaknya berupaya agar aparat terkait melakukan kajian bahwa harus disesuaikan dengan luas sekolah, jadi tidak mengganggu kegiatan anak didik.
Hal tersebut karena untuk SD negeri dan swasta telah tersedia sebanyak 10.074 ruang kelas dengan jumlah guru sebanyak 14.161 orang.
Sedangkan untuk SMP Negeri dan swasta tersedia sebanyak 3.396 ruang kelas dengan jumlah guru mengajar 7.265 orang.
Untuk sementara ini, katanya menambahkan, ketersediaan ruang kelas dianggap mencukupi.
Dia pernah melihat sekolah yang ada di kota bahwa akibat keterbatasan lahan, maka anak didik kesulitan untuk upacara bendera karena halaman sempit.
Demikian pula untuk berolahraga terpaksa anak didik berlari di jalan mengitari sekolah, ini akibat keterbatasan luas tanah.
Pihaknya menyadari bahwa keterbatasan tanah harus dapat disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia, sehingga ada ruang terbuka hijau.
Saat ini sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang dengan jumlah 1.189 taman kanak-kanak swasta dan satu negeri.
Untuk SD sebanyak 753 sekolah negeri dan 214 swasta serta SMP Negeri 74, swasta 304 sekolah.
Baca juga: Kabupaten Tangerang Terapkan Sekolah Menyenangkan
Baca juga: Pemkab Tangerang siapkan 39 sekolah percontohan ramah anak
Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019