Medan (ANTARA News) - PT PLN (Persero) pada tahun 2009 menargetkan efisiensi sebesar Rp2,9 triliun dari pengurangan pemakaian bahan bakar jenis solar (High Speed Diesel/ HSD) beralih ke jenis sumber energi lain untuk menghasilkan listrik. "Tahun ini kami menargetkan penghematan subsidi sebesar Rp2,9 triliun dari pengalihan penggunaan bahan bakar HSD ke energi lain seperti minyak bakar (MFO), batubara, gas dan air," kata Direktur Utama PLN, Fahmi Mochtar, di Medan, Kamis. Fahmi optimis target penghematan dalam penggunaan energi mesin pembangkit yang menghasilkan tenaga listrik itu bisa tercapai seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2008. Tahun 2008 PLN mampu menghemat subsidi bahan bakar mencapai Rp1,1 triliun dari target Rp0,8 triliun dari pengalihan HSD menjadi MFO pada mesin pembangkit listrik di tanah air. Kebijakan mengurangi pemakaian bahan bakar itu merupakan salah satu langkah yang diambil pihaknya sebagai efisiensi alokasi penggunaan anggaran dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah yang pada tahun 2009 berjumlah Rp88 triliun, jelas dia. Selain kebijakan itu, kata dia, PLN dewasa ini juga melakukan percepatan penyelesaian proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 10.000 MW dan 7.000 MW diantaranya berada di Pulau Jawa dan selebihnya luar Jawa untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik di tanah air. Dalam lima tahun terakhir permintaan listrik di Indonesia tumbuh sekitar tujuh persen dari jumlah total pelanggan, namun belum bisa dilayani semua dan masih masuk dalam daftar tunggu karena keterbatasan pasokan. Keterbatasan pasokan juga mengakibatkan masih terjadi pemadaman, karena permintaan dan pertumbuhan energi tenaga listrik yang tidak sebanding. "Seharusnya energi listrik tumbuh sekitar sembilan persen per tahun," ujarnya. Tetapi hal itu belum bisa dilakukan karena listrik yang dijual masih di bawah harga produksi pokok sehingga menghambat kemapuan investasi PLN sendiri. Dewasa ini PLN menjual listrik sebesar 630 per Kwh, sedangkan harga produksi pokok energi listrik sebesar Rp1.300 per Kwh dengan pendapatan murni PLN di tahun 2008 sebesar Rp80 triliun, katanya lagi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009