Guna melayani korban gempa kami melibatkan tenaga dari seluruh puskesmas yang ada dan pengobatan diberikan secara gratis dan layanan ini terus berlanjut hingga masa transisi tanggap darurat bencana

Padang Aro, (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Sumatera Barat mengakhiri masa tanggap darurat pada Rabu (13/3) dan berdasarkan hasil validasi data sebanyak 4.127 jiwa dari 1.121 kepala keluarga terdampak gempa di tiga Kecamatan.

Kepala Pelaksana BPBD Solok Selatan, Johny Hasan Basri di Padang Aro, Kamis, mengatakan, masyarakat yang terdampak gempa sebanyak 4.127 jiwa terangkum dalam 1.121 kepala keluarga.

Sebanyak 1.066 jiwa tersebar di empat nagari, yaitu Sungai Kunyit 899 jiwa, Sungai Kunyit Barat, 61 orang, Talunan Maju 98 orang dan di Bidar Alam delapan orang harus mengungsi.

"Estimasi kerugian dari kerusakan yang ditimbulkan ini telah dihitung berdasarkan kajian teknis melibatkan pihak berwenang dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun demikian, hasil validasi ini juga akan diverifikasi ulang kembali nantinya," kata dia.

"Berdasarkan hasil validasi BPBD dampak gempa telah menyebabkan 1.069 rumah warga dan 94 unit fasilitas umum rusak," katanya.

Untuk rumah katanya, 11 unit di antaranya rusak berat, 38 unit rusak ringan dan 1.020 unit rusak ringan dengan kerugian yang dialami mencapai Rp14,58 miliar.

Dia menyebutkan, rumah warga yang rusak berat dan sedang tetap berpotensi mengancam keselamatan penghuninya dan perlu segera dilaksanakan pemulihan.

Selain itu kehidupan dan penghidupan masyarakat terdampak bencana gempa masih terganggu.

Kehidupan masyarakat korban gempa, kata dia, belum sepenuhnya pulih karena sebagian besar warga masih mengungsi di tenda-tenda karena masih trauma akibat gempa bumi dan ancaman kerusakan rumah.

Dia mengatakan, pengungsi saat ini masih memerlukan bantuan logistik dan tenda.

Selain itu gempa susulan masih terjadi dengan intensitas kecil dan berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG pusat, dampak gempa tidak signifikan dan telah menunjukkan tren menurun.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa/Nagari Solok Selatan, Hapison mengatakan, kebutuhan logistik korban gempa selama masa tanggap juga telah dilakukan dan total bantuan yang masuk ke tim komando tanggap darurat bencana gempa sebanyak 61 item.

Bantuan tersebut katanya berupa beras 13.479 kilogram, mie instan 1.208 dus, makanan siap saji 209 paket, rendang 246 bungkus, 140 paket makanan tambahan Balita dan sebagainya.

Lalu ada juga bantuan berupa uang sebesar Rp644,641 juta dan masih ada bantuan yang belum cair dan sedang proses pencairan.

Saat ini korban masih membutuhkan sejumlah tenda karena mereka masih banyak yang mengungsi.

Kepala Dinas Kesehatan Solsel, Novirman mengatakan sebanyak 639 orang korban mengalami gangguan kesehatan hingga hari terakhir masa tanggap darurat bencana yang mayoritas menderita ispa dan demam.

Untuk layanan kesehatan yang diberikan kepada korban bencana dilakukan setiap hari dan dilaporkan setiap hari juga.

Untuk melayani korban gempa yang mengalami gangguan kesehatan pihaknya membuka delapan posko dan tersebar pada setiap wilayah terdampak.

"Guna melayani korban gempa kami melibatkan tenaga dari seluruh puskesmas yang ada dan pengobatan diberikan secara gratis dan layanan ini terus berlanjut hingga masa transisi tanggap darurat bencana," katanya.

Baca juga: Solok Selatan tetapkan masa transisi gempa 90 hari

Baca juga: Korban gempa Solok Selatan masih bertahan di tenda pengungsian

Pewarta: Syahrul Rahmat dan Erik IA
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019