... debat itu dilakukan di Indonesia, jangan hilang kesantunan dan keadaban. Kontestasi agar berlangsung secara semestinya jangan berlebihan...
Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengatakan, debat calon wakil presiden, di Jakarta, pada 17 Maret nanti, sebaiknya berlangsung dengan mengedepankan kesantunan meski berada dalam tensi kompetisi tinggi.
"Karena debat itu dilakukan di Indonesia, jangan hilang kesantunan dan keadaban. Kontestasi agar berlangsung secara semestinya jangan berlebihan," kata dia, dalam diskusi "Siapa Berani Mendebat Ulama?", di Jakarta, Kamis.
Yang berdebat nanti adalah dua tokoh nasional beda generasi. Calon wakil presiden nomor urut 01, adalah ulama senior berusia 70-an tahun, sementara calon wakil presiden nomor urut 02, seorang laki-laki berlatar belakang pengusaha nasional berusia akhir 40-an.
Menurut Zuhro, kedua calon wakil presiden, KH Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, adalah dua orang yang memiliki keunggulan diri yang baik. Hal itu terbukti mereka menyisihkan sejumlah calon lain untuk mendampingi masing-masing calon presiden.
Dengan begitu, kata dia, cara-cara ambisius dengan mengeksploitasi kelemahan individu rival sejatinya tidak relevan pada prosesi debat. Meski hal itu tidak terjadi dalam debat-debat sebelumnya, terdapat kecenderungan cara ingin memenangi debat membuat ajang tersebut kurang cair.
"Dalam debat pertama kedua tidak terjadi eksploitasi kelemahan, lebih fokus bagaimana meningkatkan elektabilitas sehingga lalu ingin cepat-cepat mendapatkan poin jadi debat kurang mengalir, kurang cair," katanya.
Bagi kedua calon wakil presiden, dia menyarankan agar mereka memanfaatkan kesempatan debat secara efektif untuk menunjukkan keunggulannya dan mengkritisi pihak rival.
Jika calon wakil presiden terkait memiliki amunisi yang baik, lanjut dia, maka sebaiknya disampaikan karena kontestasi melalui debat sebenarnya adalah penampilan diri seorang calon secara utuh.
"Memang debating, saling memberikan keunggulan-keunggulannya, sambil mengkritisi apa yang kamu punya dan itu jamak terjadi. Lalu kita mengakui kehebatan lawan kita tidak ada masalah. Tapi kesantunan dan keadaban bisa mengalahkan substansi," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019