Beijing (ANTARA News) - Presiden China, Hu Jintao, mulai menggusur saingan politik, dan menaikkan para sekutunya untuk posisi kunci sehingga secara politis kian kuat seusainya Kongres Partai Komunis negara tersebut. Saingan Hu yang berbalik menjadi sekutunya, Wakil Presiden Zeng Qinghong, akan pensiun dan memberi dukungan kepada Hu yang sedang berusaha mengkonsolidasikan kekuatan pada Kongres ke-17 Partai Komunis China, yang akan berakhir pada hari Minggu. Saingannya yang lain, Chen Liangyu, dicopot dari jabatan Ketua Partai di Shanghai pada tahun lalu dan diseret ke pengadilan dengan tuduhan korupsi. You Xigui, direktur Biro Pengawal Partai yang sangat berkuasa sekaligus merupakan tokoh dari era pendahulu Hu, Jiang Zemin, akan pensiun karena tidak diikutsertakan untuk 200 lebih kursi pada Komite Sentral, yang merupakan elit partai. Beberapa sekutu Hu di Liga Pemuda Komunis, basis kekuatan Hu, mendapat posisi lebih tinggi, bahkan sepertiga pemimpin tingkat provinsi berasal dari Liga Pemuda tersebut. Li Keqiang, Ketua partai dari provinsi Liaoning, menjadi calon utama untuk eselon tertinggi yaitu anggota Komite Tetap Politbiro, yang memiliki sembilan kursi. Sekutu Hu lainnya, Liu Yandong, ketua departemen partai yang bertugas mengalahkan nonkomunis, menjadi satu-satunya perempuan anggota Politbiro, lembaga yang berada satu tingkat di bawah Komite Tetap Politbiro. Li Yuanchao dari Provinsi Jiangsu dan Wang Yang dari Chongqing, adalah calon yang akan bergabung dengan 20 lebih anggota Politbiro. Semua sosok tersebut punya latar belakang Liga Pemuda Komunis. "Hu sekarang adalah seorang patron super yang dapat memberikan dukungan maupun memasukkan orang di posisi kunci partai, pemerintahan dan militer," kata Alfred Chan, ilmuwan ilmu politik di Huron College, Kanada." Pengumuman anggota Politbiro serta Komite Tetap akan dilakukan sehari setelah Kongres yaitu pada pertemuan Komite Sentral baru, Senin. Doktrin politik Hu, "pembangunan ilmiah" yang menganjurkan pertumbuhan berkelanjutan, akan diabadikan dalam konstitusi Partai, dan menjadikan dia sejajar dengan Mao Zedong dan Deng Xiaopin. Tanda lain makin kuatnya pengaruh Hu adalah tawarannya untuk berunding dengan Taiwan guna mencapai kesepakatan perdamaian. "Dia mempunyai cukup kekuasaan untuk membuat tonggak baru meski ada (tekanan dari) kaum konservatif di Partai," kata Lin Chong-Pin, mantan pengamat China yang tinggal di Taipei. Kendali Hu terhadap Tentara Rakyat China yang berkekuatan 2,3 juta personel juga bertambah besar. Salah satu pembantu terdekat Hu, Ling Jihua, pada September dipromosikan sebagai direktur pada Kantor Jenderal Komite Sentral. Pada Agustus, sekutu lainnya, Meng Xuenong, (58), kembali ke politik setelah dipecat dari jabatan walikota Beijing saat terjadi krisis penyakit SARS pada 2003. Meng menjadi pelaksana tugas gubernur sekaligus wakil ketua partai di provinsi Shanxi, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007