... masih sebagian yang diledakkan karena harus bertahap. Dan sesuai dengan penyelidikan dari tim. Jadi bahan bom ini sudah dicampur dan siap digunakan...

Sibolga (ANTARA) - Tim Densus 88 dan Gegana meledakkan sisa bom Sibolga. Peledakan itu dilakukan di kawasan Rindu Alam, Sibuluan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kamis, disaksikan langsung Kepala Polda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Polisi Agus Andrianto.

"Itu masih sebagian yang diledakkan karena harus bertahap. Dan sesuai dengan penyelidikan dari tim. Jadi bahan bom ini sudah dicampur dan siap digunakan," kata dia.

Walaupun daya ledak bom itu rendah, jika digunakan dalam jumlah besar sangat berbahaya.

"Tadi sudah sama-sama kita lihat bagaimana guncangan ledakan bom yang dilakukan Tim Densus tadi. Itu masih baru beberapa kilo tapi getarannya sudah cukup kuat," katanya.

Walaupun sisa bom Sibolga sudah diledakkan hari ini, dia tetap meminta masyarakat supaya jangan mendekati lokasi kejadian, mengingat tim Densus dan Gegana masih sterilisasi lokasi.

Baca juga: Terduga teroris Sibolga tanam empat ranjau di luar rumah

Baca juga: Pelaku bom bunuh diri di Sibolga bernama Solimah

Baca juga: Istri terduga teroris di Sibolga disebut lebih radikal

“Mana tahu waktu terjadi ledakan bom bunuh diri itu, ada bahan bom yang terlempar ke rumah warga. Dan tim Densus sama Gegana sedang melakukan sterilisasi lokasi sampai saat ini,” ungkapnya.

Jenderal bintang dua itu juga mengungkapkan, semua bahan bom yang berhasil diamankan petugas didapat dari rumah pelaku bom bunuh diri, dan tersangka lainnya.

Ditanya berapa banyak bom yang ada di rumah pelaku? Ia bilang, cukup banyak; untuk bahan yang sudah dirakit sebanyak lima peti dan sudah dipasang dalam rompi.

"Sewaktu dilakukan strerilisasi oleh tim, ditemukan juga bahan bom yang ditanam dalam lubang yang diameternya cukup besar. Untuk itulah diminta masyarakat agar jangan mendekat ke lokasi, sampai tempat tersebut benar-benar aman dan steril," katanya.

Pewarta: Juraidi dan Jason
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019