Jakarta (ANTARA) - PT PLN Persero menyelenggarakan "casting programme" seperti halnya sutradara film dalam mencari pemain dalam sistem perekrutan pegawai sebagai upaya mencari mereka yang benar-benar berbakat untuk mengisi suatu posisi di perusahaan itu.
"Sebagai perusahaan kami harus fleksibel mengikuti perubahan zaman. Menurut kami dengan sistem konvensional seperti sekarang ini sudah tidak cocok untuk merekrut pegawai dari kalangan milenial," kata Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan hal ini terkait dengan rangkaian "road show" ke berbagai perguruan tinggi sebagai upaya menjaring karyawan dari kalangan milenial.
"Program yang sekarang kami jalankan, dari pihak manajemen menyediakan panggung sebagai wadah bagi kalangan milenial berkarya dan berekspresi secara profesional akan tetapi tetap menyenangkan," kata dia.
Menurut dia, guna menghadapi tantangan masa depan, saat ini membutuhkan sentuhan para SDM milenial yang tergambar dalam semangat energi optismisme.
"Itu sebabnya kami membutuhkan dukungan dari para talenta muda untuk mengisi semua unit PLN di seluruh Indonesia agar dapat berkarya dan mendukung berbagai produk inovasi," ujar dia.
Muhamad mengatakan PLN sekarang ini tidak sekadar “menjual listrik,” melainkan melakukan berbagai inovasi melalui produksi power bank, express power service, SPLU (Sistem Penyedia Listrik Umum) bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk mengantisipasi kebutuhan untuk kendaraan listrik dan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Ia menjelaskan secara umum kondisi kelistrikan nasional sudah memadai. Apabila dalam kurun waktu beberapa tahun yang lalu sering terjadi pemadaman listrik, sejak rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai di atas 97 persen (saat ini kondisi faktual 98,30 persen), maka praktis sudah tidak ada lagi pemadaman listrik, baik secara bergilir maupun pemadaman total di suatu daerah.
Muhamad juga menjamin para milenial akan berkerja di PLN maupun anak-anak perusahaan dengan suasana yang nyaman, dinamis, serta mencerminkan kepedulian satu sama lain.
"Suasana kerja demikian akan kami bangun agar mereka mampu bersaing di era Industri 4.0," ujar dia.
Muhamad Ali menekankan keberadaan energi listrik tidak perlu dipertanyakan lagi, karena listrik sudah telanjur melekat dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan, katanya, hampir seluruh perangkat rumah saat ini harus menggunakan daya listrik, tetapi masih ada sejumlah peralatan rumah tangga yang belum sepenuhnya dapat mengaplikasikan perlengkapan listrik, seperti kompor gas.
Padahal, katanya, kompor listrik selain lebih ramah lingkungan, juga akan menghindarkan dari risiko in-efisiensi, terutama karena menggunakan kompor gas berarti meningkatkan jumlah gas yang harus disubsidi pemerintah.
Muhamad menjelaskan "casting programme" diperkenalkan ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia sebagai upaya menjaring generasi milenial.
"Program ini terakhir diselenggarakan di Universitas Airlangga Surabaya ternyata mendapat animo besar dari mahasiswa," ujar dia.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019