Padang, (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohammad Nasir menyindir profesor yang ada di universitas di Indonesia namun tidak melakukan riset dan publikasi.
“Profesor tentu harus lakukan riset serta publikasi, jangan hanya menikmati tunjangan kehormatan saja,” kata dia di Padang, Rabu.
Ia mencatat jumlah profesor di Indonesia saat ini sebanyak 5.500 orang dan yang hanya melakukan riset dan publikasi karya mereka hanya sekitar 2.250 orang. Menurut dia angka ini masih terlalu sedikit dan pihaknya terus mendorong seluruh profesor yang ada melakukan publikasi.
“Kita terus dorong agar profesor di kampus untuk publikasi karena itu merupakan kewajiban mereka,” kata dia.
Dirinya berharap nanti di akhir 2019 jumlah publikasi profesor meningkat bahkan menyamai jumlah guru besar yang ada di Indonesia.
“Kami baru akan melakukan evaluasi kembali pada akhir 2019 nanti, mungkin saja jumlah ini dapat berubah signifikan,” katanya.
Baca juga: Menristekdikti minta kampus tutup program studi tidak produktif
Ia juga mengapresiasi jumlah publikasi yang dilakukan dosen di setiap kampus juga meningkat pesat, dulunya pihaknya belum mampu bersaing dengan Malaysia dan Thailand namun saat ini jumlah riset yang dihasilkan hampir menyamai mereka.
Dirinya juga mengatakan saat ini dosen yang paling banyak melakukan publikasi adalah mereka dengan jabatan lektor dan asisten ahli dan saat ini jumlah riset yang mencul mencapai 31. 850 publikasi sementara Malaysia saat ini jumlah publikasi mereka sekitar 38.770 publikasi.
“Ini sebuah lompatan yang besar karena dosen terus melakukan publikasi dan berdampak langsung pada pendidikan kita dan banyak ilmu pengetahuan baru yang bermunculan,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019