Di Muhammadiyah ini kalau diketahui ada kekhilafan, ya, kita tegur, dan tidak diulang lagi

Surabaya (ANTARA) - Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur mengklarifikasi dakwah Ustaz Supriyanto di Masjid Al Ihsan, Desa Kalibaru Kulon, Banyuwangi, pada beberapa hari lalu yang dikabarkan mengandung unsur kampanye hitam dan menyebar berita bohong atau hoaks.

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid melalui jumpa pers di Surabaya, Rabu, meminta maaf terhadap masyarakat yang dirugikan dari isi dakwah tersebut.

Ustaz Supriyanto merupakan salah satu pengurus cabang Muhammadiyah di Banyuwangi.

Nadjib mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang dihimpun oleh PW Muhammadiyah Jatim, Ustaz Supriyanto murni berdakwah di Masjid Al Ihsan, Desa Kalibaru Kulon, Banyuwangi, pada sekitar pukul 13.00 WIB, Sabtu, 9 Maret lalu.

"Beliau diminta berdakwah seusai salat duhur oleh imam masjid setempat. Jadi bukan sengaja berkampanye di masjid itu, melainkan benar-benar berdakwah," katanya.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang dihimpun PW Muhammadiyah Jatim, Nadjib memaparkan, ada relawan dari salah satu pasangan calon presiden yang mampir salat duhur di Masjid Al Ihsan.

"Ustaz Supriyanto diminta memberi 'tausyiah' untuk memotifasi para relawan itu," katanya.

Terkait isi dakwah yang kemudian dinilai oleh sekelompok masyarakat lainnya mengandung kampanye hitam dan hoaks, menurut Nadjib, adalah kekhilafan dari Ustaz Supriyanto.

"Ustaz Supriyanto tidak memahami aturan Komisi Pemilihan Umum yang melarang kampanye di masjid. Apa yang diucapkannya waktu itu hanyalah sebuah spontanitas karena bertemu rekan yang memiliki kesamaan pilihan dalam dukungan di Pemilihan Umum Presiden 2019," katanya.

Untuk itu Nadjib Hamid mewakili organisasi Muhammadiyah meminta maaf atas kekhilafan tersebut.

"Di Muhammadiyah ini kalau diketahui ada kekhilafan, ya, kita tegur, dan tidak diulang lagi," ujarnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/ Hanif Nashrullah
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019