Pendidikan politik bagi masyarakat merupakan hal yang strategis untuk menimbulkan efek pemilu yang lebih berkualitas. yang pada gilirannya akan dapat mendukung terlaksananya pemilu yang bersih, jujur, dan adil sesuai dengan spirit demokrasi dan keariMalang (ANTARA) - Wali Kota Malang Sutiaji mengajak para tokoh agama dan masyarakat untuk berpartisipasi dan terlibat aktif serta anti-golput dalam Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang dihelat pada 17 April mendatang.
"Pemilu merupakan implementasi dari hak rakyat untuk secara politis dilibatkan, diikutsertakan secara langsung dalam menentukan arah dan kebijakan negara/daerah untuk lima tahun ke depan. Masyarakat sendiri pula lah yang menentukan eksekutif dan legislatif baik di pusat maupun daerah," kata Sutiaji pada acara Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu bagi Tokoh Masyarakat dan Agama di Malang, Jawa Timur, Rabu.
Oleh karenanya, kata Sutiaji, momentum pemilu membutuhkan sebuah pemaksimalan keterlibatan masyarakat, karena pemilu hanya akan menjadi instrumen formal dan indikator penilaian demokrsasi saja, tanpa adanya substansi, apabila tidak ada keterlibatan masyarakat.
Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaran pemilu harus terus ditingkatkan.
"Namun, perlu kita sadari bahwa masih banyak kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran berpolitik masyarakat. Apalagi saat ini, fenomena banyaknya wakil rakyat yang tidak bisa menunjukkan kinerja lebih baik yang membuat kecewa masyarakat dan kondisi ini yang dapat menyebabkan meningkatnya golput," papar Sutiaji.
Menurut dia, hal itu menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak untuk senantiasa berupaya mendorong partisipasi masyarakat dan penyelenggaraan kegiatan pada hari ini (sosialisasi) merupakan salah satu upaya untuk meminimalisasi angka golput. Oleh karenanya, pemerintah selalu mendorong semua kalangan (lapisan) masyarakat untuk anti-golput.
"Terkait hal itu, apresiasi positif saya sampaikan semoga kegiatan ini dapat menjadi media dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban dalam kehidupan berpolitik, meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat, meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.
Disisi lain, pendidikan politik bagi masyarakat merupakan hal yang strategis untuk menimbulkan efek pemilu yang lebih berkualitas yang pada gilirannya akan dapat mendukung terlaksananya pemilu yang bersih, jujur, dan adil sesuai dengan spirit demokrasi dan kearifan lokal bangsa indonesia.
"Saya berharap seluruh pihak saling bekerja sama, berkoordinasi dan bersinergi dalam membangun kesadaran politik masyarakat dan membuat masyarakat mengetahui hak dan kewajiban politiknya sebagai warga negara agar nantinya dapat meminimalisasi golput," katanya.
Salah satu di antara elemen dan indikator yang paling mendasar dari keberhasilan serta kualitas penyelenggaraan pemilu yang demokratis adalah adanya keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses berjalannya tahapan-tahapan pemilu. Tanpa adanya partisipasi masyarakat, demokrasi tidak akan dapat diwujudkan, karena hakekat demokrasi adalah dari, oleh dan untuk rakyat.
Baca juga: Pagelaran seni budaya untuk cegah golput
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019