Padang Aro   (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, resmi mengakhiri masa tanggap darurat bencana gempa bumi dan menetapkan masa transisi darurat pemulihan selama 90 hari dimulai Kamis (14/3) hingga 10 Juni 2019.

"Penanganan bencana selama masa transisi darurat ke pemulihan difokuskan untuk kegiatan penyediaan hunian sementara bagi korban yang rumahnya rusak berat dan sedang," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan Sumardianto, di Padang Aro, Rabu.

Dia mengatakan pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan dengan pola swakelola dan gotong royong.

Selama masa transisi darurat pemulihan posko penanganan dialihkan ke kantor BPBD Solok Selatan sedangkan kantor camat yang selama tanggap darurat menjadi posko utama sekarang jadi posko pembantu.

Ke depan, katanya, bantuan dari donatur diharapkan berupa bahan bangunan atau material untuk merehabilitasi bangunan yang rusak.

"Kegiatan yang tidak tertangani saat transisi darurat pemulihan selanjutnya akan diakomodir melalui APBD kabupaten," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman mengatakan, hingga Selasa (12/3) tercatat sebanyak 638 orang korban gempa yang berobat ke Puskesmas maupun posko kesehatan terdekat dan paling banyak di wilayah Puskesmas Mercu.

Sebelumnya Camat Sangir Balai Janggo Muslim mengatakan, hingga Senin (11/3) masyarakat masih merasakan gempa masih banyak korban yang bertahan di tenda darurat.

"Masyarakat masih khawatir untuk kembali ke rumahnya karena takut tertimpa bangunan yang sudah rusak karena gempa masih dirasakan," ujarnya.

Korban gempa katanya, berharap pembangunan rumah mereka dibantu oleh pemerintah.

Baca juga: Korban gempa Solok Selatan masih bertahan di tenda pengungsian
Baca juga: Solok Selatan fokus pada pembangunan rumah korban
Baca juga: Pemerintah akan perbaiki rumah rusak akibat gempa di Solok Selatan

Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019