Blitar (ANTARA News) - Warga Kabupaten Blitar yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) letusan Gunung Kelud mulai melakukan pendirian tenda-tenda darurat guna mengantisipasi dampak letusan Gunung Kelud yang saat ini berstatus siaga.
Pendirian tenda-tenda darurat yang dilakukan oleh warga masyarakat tersebut berada di areal persawahan maupun tegalan yang berada di sekitar rumahnya terutama di Dusun Gambar Anyar Desa Sumberasri kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.
Salah seorang warga Dusun Gambar Anyar Kecamatan Nglegok, Kamat, Sabtu mengatakan, pendirian tenda-tenda tersebut adalah atas inisiatif warga sendiri.
Hal itu dilakukan karena tenda-tenda pengungsian yang dibangun oleh Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Blitar tidak mencukupi.
"Kami mendirikan tenda darurat ini dengan menggunakan biaya sendiri. Selain itu pendirian tenda yang kami lakukan adalah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi pada letusan Gunung Kelud pada tahun 1990," kata Kamat sambil membangun tenda.
Menurut dia, pada saat letusan Gunung Kelud pada tahun 1990 rumahnya roboh akibat tidak mampu menahan material yang dihasilkan dari letusan Gunung Kelud, sehingga mengakibatkan anggota keluarganya cidera.
"Dengan mendirikan tenda di luar rumah, kami berharap kejadian tahun 1990 tidak akan terulang lagi. Terus terang kami masih trauma jika mengenang kejadian kala itu," katanya dengan ditunggui oleh istri dan dua anaknya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, seperti pengalaman tahun 1990 di daerah tersebut terkena hujan pasir dan kerikil setinggi 30 cm. Namun wilayahnya tidak dialiri lahar dingin karena daerah tersebut berada di perbukitan.
Senada dikatakan oleh Paijan warga Perkebunan Gambar Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok kabupaten Blitar. Dirinya mendirikan tenda darurat bersama-sama dengan warga lainnya, dan memilih daerah lapang yaitu di persawahan.
Tenda darurat yang dibangun oleh warga dengan menggunakan bambu dan ditutup dengan plastik terpal. Rencananya tenda-tenda darurat tersebut akan digunakan pada malam hari saja.
"Kami cari aman mas dan biar tidak berdesak-desakan dengan warga lain di tempat pengungsian yang dibangun pemerintah. Selain itu dengan membangun tenda sendiri pemantauan terhadap kondisi rumah lebih mudah dan dekat," katanya.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Propinsi Jawa Timur Purwanto Priatmojo mengatakan, sebetulnya pihak Satlak dan dibantu oleh Tagana telah mendirikan tenda-tenda pengungsian baik bantuan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah maupun Propinsi Jawa Timur.
Menurut dia, jika masyarakat masih membutuhkan tenda maka pihakya dan Satlak akan mendirikan tenda pengungsian baru di tempat-tempat yang telah ditentukan.
"Tenda bantuan dari Mensos dan Pemprop Jatim sebanyak 75 tenda. Jika diperlukan semuanya akan didirikan sesuai dengan petunjuk Satlak PB Kabupaten Blitar," katanya di Posko Satkorlak propinsi Jatim di kantor kecamatan Nglegok Blitar. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007