Brisbane (ANTARA News) - Mahasiswa Indonesia di Queensland, Australia, berharap pemerintah melengkapi mereka dengan seperangkat alat musik angklung baru serta brosur dan buku promosi daerah tujuan wisata di Tanah Air yang dikemas secara manarik, apik, dan informatif dalam bahasa Inggris. Harapan itu terungkap dalam perbincangan santai beberapa mahasiswa dengan Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, di sela acara makan siang yang menjadi puncak acara silaturahmi masyarakat Indonesia dalam menyambut Idul Fitri 1428 Hijriah di Brisbane, Sabtu. Presiden (Ketua) Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA) Tonny Wahyu Poernomo misalnya mengatakan, kehadiran seperangkat Angklung baru itu sangat didambakan pihaknya supaya dapat mengganti angklung-angklung lama yang kondisinya sudah kurang baik. Padahal, selama ini, pihaknya bisa ikut memperkenalkan khasanah seni musik tradisional Indonesia ke masyarakat Australia di berbagai festival dengan mengandalkan seperangkat angklung tua. Ia mengatakan, tim angklung UQISA sudah berkiprah lebih dari tiga tahun terakhir di berbagai festival seni budaya yang diselenggarakan di lingkungan kampus maupun luar kampus dengan bermodalkan angklung warisan turun-temurun para pendahulu mereka. Dengan adanya angklung baru, kegiatan latihan dan pertunjukan tim Angklung UQISA akan semakin semarak sehingga ikut membantu diplomasi budaya Indonesia di Negara Bagian Queensland, katanya. Selain mendambakan angklung baru, para mahasiswa juga berharap mendapat brosur dan buku berbahasa Inggris tentang daerah-daerah tujuan wisata tanah air guna memudahkan mereka mengenalkan potensi wisata Indonesia di berbagai kesempatan, termasuk sekolah-sekolah setempat. Konjen RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, menyambut baik keinginan itu dan akan berusaha memenuhi kebutuhan para mahasiswa Queensland dalam ikut mendukung diplomasi budaya RI di Australia. Terkait dengan peran mahasiswa dalam diplomasi RI, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra, Dr.R.Agus Sartono, MBA, pernah mengatakan, kehadiran sebanyak 16.850 orang mahasiswa Indonesia di Australia dapat dioptimalkan menjadi "informal ambassador" (duta besar tak resmi) bagi promosi budaya Indonesia. "Diplomasi budaya itu memungkinkan kita menanam `bibit` yang sangat berharga yang akan tumbuh dan berkembang di negara lain karena diplomasi budaya itu menciptakan dasar-dasar kepercayaan, mendorong orang lain untuk membagi kepentinganya dan tumbuh sebagai media untuk berbagi nilai-nilai kebangsaan sehingga tercipta hubungan yang kuat terlepas dari terjadinya pergantian pemerintahan," katanya. Acara silaturahmi yang dihadiri Konjen RI dan istri serta ratusan warga Indonesia di kota Brisbane dan sekitarnya itu juga diisi dengan penggalangan dana bantuan bagi para korban gempa bumi Sumatera.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007