Jakarta (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC ingin menjadi operator atau pengelola pelabuhan-pelabuhan di luar negeri dalam rangka melakukan ekspansi.
"Selama ini kita mengelola pelabuhan di Indonesia dan juga sebagai pemilik pelabuhan, namun zaman berubah. Kita melihat banyak operator di dunia ini yang mengelola pelabuhan-pelabuhan di berbagai negara, dan kami yakin IPC juga mampu untuk melakukan hal tersebut. Maka kita mulai mengembangkan sayap dengan mencoba masuk ke negara-negara lain," ujar Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya kepada ANTARA di Kantor Pusat IPC Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya ingin memulai hal tersebut di Asia Tenggara, kemudian kawasan Indochina serta menjajaki kerja sama dengan negara-negara lainnya.
"Kita sedang menjajaki dengan negara-negara seperti Filipina, Vietnam, dan juga Bangladesh, kita sedang jajaki untuk kerja sama agar IPC menjadi operatornya," tuturnya.
Elvyn juga menambahkan bahwa pemilik pelabuhan tersebut tetaplah negara bersangkutan, IPC dalam hal ini hanya bertindak sebagai operatornya.
"Dan ini dilakukan melalui anak-anak perusahaan kami, dimana dua anak perusahaan kita sudah berstatus sebagai perusahaan publik yakni PT Jasa Armada Indonesia, Tbk dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk," ujarnya dalam wawancara yang berlangsung santai.
Upaya untuk menjadi operator pelabuhan-pelabuhan negara asing tersebut merupakan fokus strategi IPC yakni ekspansi global atau "global expansion".
Fokus strategi tersebut merupakan salah satu dari tiga fokus strategi yang hendak dijalankan Pelindo II/IPC pada tahun ini, dengan tujuan meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Sebelumnya dalam Rapat Kerja Nasional IPC, Elvyn mengatakan bahwa tahun ini pihaknya akan lebih agresif dalam mendorong kemajuan dunia kepelabuhan dan peningkatan standar pelayanan di pelabuhan dengan menciptakan berbagai inovasi dan digitalisasi pelabuhan.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019