Salah satu cara yang mudah untuk mempresentasikan potensi kedua negara yaitu melalui pameran dagang
Jakarta (ANTARA) - Di tengah kondisi perlambatan ekonomi global, nilai perdagangan Indonesia dan Rusia masih menunjukkan tren positif.
Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mencatat bahwa ekspor Indonesia ke Rusia secara signifikan melebihi volume pasokan Rusia ke Indonesia.
Hal itu disebabkan kondisi nyaman yang diciptakan oleh pemerintah Rusia untuk pengusaha dari Indonesia.
Menurut statistik perdagangan Indonesia, nilai total perdagangan bilateral Indonesia dan Rusia pada 2017 mencapai USD 2,52 miliar atau naik sebesar 19,43 persen dari pada 2016 yang tercatat sebesar USD 2,11 miliar. Sementara data perdagangan Rusia menurut Federal Custom mencapai USD 3,27 miliar atau naik 25 persen.
Di bidang investasi, berdasarkan catatan BKPM Indonesia, realisasi investasi Rusia di Indonesia dalam lima tahun terakhir masih mengalami fluktuasi.
Pada 2017, Rusia menempati peringkat ke-38 dalam daftar negara mitra yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai sebesar USD 7,4 juta dalam 62 proyek atau meningkat 34,6 persen dibandingkan dengan pada 2016 yang mencapai USD 5,5 juta dalam 31 proyek.
Di sektor pariwisata, wisatawan Rusia ke Indonesia pada 2017 sebanyak 110.500 orang, meningkat 37,28 persen daripada selama 2016.
Sementara itu, untuk lebih meningkatkan "people-to-people contact", promosi Indonesia, pengembangan pariwisata dan perdagangan, setiap tahun sejak 2016 di Moskow diselenggarakan Festival Indonesia.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan Indonesia salah satu mitra dagang Rusia terbesar dan paling menjanjikan di Asia Tenggara.
Hal itu diungkapkan Lyudmila Vorobieva saat menghadiri Dialog Bisnis Rusia dan Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (12/3).
Dialog Bisnis Rusia dan Indonesia itu dihadiri oleh Kamar Dagang dan Industri kedua negara.
Sergey Katyrin memimpin rombongan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rusia yang terdiri dari beberapa Ketua Kamar Dagang Regional dari Rusia, seperti dari Kuzbass, Primorsk, serta Lipetsk maupun sejumlah pengusaha Rusia dari berbagai industri.
Sementara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani memimpin delegasi pengusaha Indonesia.
Dalam pertemuan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rusia memperkenalkan kepada para pelaku bisnis di Indonesia sebuah perusahaan pameran terbesar di Rusia bernama Expocentre.
Duta Besar Lyudmila meyakini bahwa presentasi tentang 'Expocentre' akan bermanfaat bagi perusahaan Indonesia yang tertarik memasuki pasar Rusia.
Expocentre adalah salah satu perusahaan pameran terbesar di Rusia. Perusahaan ini menyelenggarakan lebih dari 100 pameran setiap tahunnya.
Dubes Lyudmila mengatakan partisipasi dalam pameran internasional adalah cara efektif untuk mempromosikan produk-produk barang maupun jasa ke pasar baru.
"Pameran tersebut juga dapat meningkatkan merek dari sebuah produk secara lebih luas," kata dia.
Ia optimistis bahwa pertemuan antara delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rusia yang dipimpin Sergey Katyrin dan para pelaku ekonomi Indonesia lewat penyelenggaraan Dialog Bisnis Rusia-Indonesia dapat memberikan dorongan baru bagi kerja sama kedua negara.
Dubes Lyudmila mempertimbangkan untuk membawa kerja sama bilateral ke tingkat kemitraan strategis.
Ia mengundang pengusaha Indonesia untuk melihat barang dan jasa dari perusahaan Rusia yang berpatisipasi dalam dialog bisnis itu.
Ia mengatakan hubungan antara Rusia dan Indonesia didasarkan pada kemitraan, tradisi persahabatan yang kuat, dan memiliki sejarah yang kaya.
Pada 2020, lanjut dia, Rusia dan Indonesia akan merayakan ulang tahun ke-70 pembentukan hubungan diplomatik antara Rusia dan Indonesia. Kedua negara memiliki dialog politik yang baik.
Hal itu dibuktikan dengan pembicaraan puncak. Misalnya, pertemuan terakhir Presiden Putin dengan Presiden Joko Widodo di sela-sela KTT ASEAN di Singapura pada November 2018.
Selain itu, pertemuan intensif antara parlemen kedua negara pada Februari tahun ini.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rusia Sergey Katyrin mengatakan eksportir Indonesia dapat memamerkan produknya di Rusia melalui berbagai pameran yang diselenggarakan "Expocentre"
"Harapan kami Indonesia juga akan tahu lebih banyak lebih dalam mengenai peluang bisnis dan investasi di Rusia. Salah satu cara yang mudah untuk mempresentasikan potensi kedua negara yaitu melalui pameran dagang," kata dia.
Ia mengatakan pameran yang digelar Expocentre juga menjadi pintu masuk terbaik bagi produk-produk Indonesia untuk dipasarkan di negara-negara di sekitar Rusia, termasuk Eropa Timur.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyambut baik tawaran kerja sama dari Kadin Rusia itu.
"Saya mengharapkan pengusaha Indonesia dapat memanfaatkan pameran dagang di Rusia, salah satunya di 'Expocentre"," kata dia.
Rosan mengatakan pameran dagang dapat menjadi salah satu upaya memperkenalkan produk-produk Indonesia kepada para pengusaha Rusia.
"Melalui pameran dagang diharapkan volume perdagangan Indonesia dengan Rusia dapat meningkat," ujar dia.
Rosan mengungkapkan Presiden Joko Widodo dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan ASEAN tahun lalu, menginginkan target perdagangan USD lima miliar kedua negara dapat tercapai pada 2020.
Untuk mencapai target perdagangan USD lima miliar, Kadin siap memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk mengikuti pameran dagang di Indonesia.
Ia mengatakan perkembangan perdagangan antara Rusia dan Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat progresif.
Dalam rangka memperkuat hal tersebut, Kamar Dagang dan Industri kedua negara, Rusia dan Indonesia, sepakat untuk lebih memperkuat hubungan.
Ketua Kadin Komite Rusia Didit Ratam mengatakan selama tiga tahun terakhir, Indonesia menunjukkan geliat perkembangan yang luar biasa dari para pelaku UKM yang didukung oleh perkembangan teknologi saat ini.
Kunjungan delegasi Rusia bisa memberikan dampak positif terhadap dunia bisnis di Indonesia yang sedang bergiat melakukan gerakan ekspor.
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019