Timika (ANTARA News) - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua pada Jumat (19/10) menyebabkan perang suku antara suku Dani yang bergabung dengan suku Damal berhadapan dengan suku Amungme di Distrik Tembagapura terhenti dan belum diketahui kapan dimulai lagi perang itu yang sudah menelan korban jiwa dari kedua belah pihak. Dari Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Sabtu dini hari Pkl.03.00 WIT, ANTARA News melaporkan, suku-suku yang bertikai itu menghentikan perang ketika hujan lebat mengguyur wilayah pegunungan tengah Papua sejak Jumat (19/10) hingga Sabtu dini hari. Semua warga suku-suku yang bertikai itu tidak keluar dari rumah (honai) mereka masing-masing walaupun begitu, kaum pria yang terlibat perang terus mempersenjatai diri di rumah mereka sambil menunggu perintah lanjutan dari kepala perang mereka masing-masing. Kaum pria yang bertikai duduk di dalam honai sambil mempersiapkan peralatan perang sementara kaum perempuan dewasa menyediakan makanan untuk suami dan anak-anak, memberi makan ternak piaraan seperti babi sambil menunggu hujan reda agar mereka dapat pergi ke kebun mengambil bahan makanan berupa sayur-mayur dan ubi-ubian (petatas) serta makanan ternak. Tampak anak-anak dan remaja pun tetap tinggal di dalam honai sambil duduk mengitari tungku perapian untuk menghangatkan badan karena cuaca di luar rumah sangat dingin. Anak-anak dan remaja itu menyaksikan ayah mereka yang sedang mempersiapkan persenjataan berupa busur-panah dan parang untuk melindungi keluarga dari serangan musuh atau untuk melanjutkan perang suku di tanah lapang jika sudah mendapat perintah dari panglima perang. "Kita harapkan perang suku ini secepatnya berhenti karena telah memakan korban jiwa. Dari suku Dani dan Damal, tiga orang sudah meninggal dunia dan 25 orang luka berat sedangkan dari suku Amungme, satu orang meninggal dunia dan 15 orang luka berat," kata Kapolres Mimika, AKBP Godhelp Mansnembra. Menurut dia, baik pemerintah daerah Mimika maupun aparat keamanan dari Polres Mimika dan Kodim 1710 Mimika sudah mengumpulkan para tokoh masyarakat, pemuka agama dan pemangku adat setempat untuk membahas jalan keluar mengakhiri perang suku itu. Namun, pembahasan ini belum juga menemukan titik akhir karena kedua belah pihak yang bertikai masih bersikukuh untuk melanjutkan perang sebelum jumlah korban yang meninggal dinyatakan seimbang dari kedua belah pihak yang bertikai itu. Berbagai pendekatan kepada para panglima perang terus dilakukan oleh pemerintah dan aparat keamanan agar konflik antrarsuku yang berlangsung sejak Selasa (16/10) segera diakhiri dan semua warga yang terlibat perang itu dapat duduk berdamai melalui suatu musyawarah adat. Sementara itu Bupati Mimika, Atanasius Alo Rafra mengatakan, pihaknya terus berupaya agar perang suku ini segera berhenti. "Kita terus berupaya agar perang suku dapat diakhiri namun semuanya kembali kepada masyarakat Dani, Damal dan Amungme itu sendiri. Perdamaian tidak akan terjadi jika masyarakat yang bertikai itu tidak mau berhenti berperang untuk mencari jalan menuju perdamaian," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007