Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang mengorganisasikan kesertaan Indonesia dalam LBF 2019 itu menargetkan 50 kesepakatan penjualan hak terjemahan buku-buku terbitan Indonesia oleh penerbit luar negeri .
London (ANTARA) - Pada hari pertama pameran buku global di London atau London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia yang diundang sebagai Fokus Pasar pada hajatan yang berlangsung pada 11 hingga 14 Maret 2019, membukukan penjualan hak penerbitan versi terjemahan kepada sejumlah penerbit di luar negeri sebanyak 12 judul buku.
Kepada ANTARA di London, Selasa (12/3) malam waktu setempat, Thomas Nung Atasana yang mewakili para penerbit Indonesia, mengatakan di samping 12 judul buku yang sudah disepakati untuk diterbitkan oleh sejumlah penerbit di Inggris, ada 187 judul buku terbitan Indonesia yang diminati penerbit asing.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang mengorganisasikan kesertaan Indonesia dalam LBF 2019 itu menargetkan 50 kesepakatan penjualan hak terjemahan buku-buku terbitan Indonesia oleh penerbit luar negeri.
Dalam ajang yang memang diperuntukkan transaksi hak penerbitan diantara para penerbit dunia itu, ribuan penerbit seluruh dunia saling bertransaksi jual-beli hak terjemahan.
Rincian kesepakatan pembelian hak terbit dalam bentuk terjemahan oleh penerbit asing itu adalah sebagai berikut: Penerbit Asta Ilmu Publishing berhasil melakukan kesepakatan 12 judul buku kepada penerbit di Singapura dan 39 perjanjian untuk menindaklanjutinya sebagai kesepakatan alias meminati 39 judul buku dengan penerbit di Inggris, Korea dan China.
Di samping itu, 45 judul buku dari penerbit Mizan yang terkenal lewat buku-buku bertema religius keislaman diminati penerbit dari Inggris, Turki dan Jepang.
23 judul buku dari Penerbit Gramedia juga diminati oleh penerbit dari Amerika, China, Taiwan, Inggris dan Korea. 10 judul terbitan Lontar, penerbit milik Yayasan Lontar yang menerbitkan karya-karya sastra dari pengarang kenamaan di Tanah Air telah diminati oleh penerbit dari Itali, Inggris dan Turki.
Selain keempat penerbit di atas, juga ada 16 penerbit dari Indonesia yang produknya diminati untuk diterbitkan di negera lain.
Selain kepada pihak institusional, para penerbit Indonesia juga mencoba melakukan transaksi dengan menawarkan hak penerbitan mereka kepada individu yang menjadi broker bagi pihak ketiga atau penerbit internasional yang tak sempat ikut serta dalam LBF 2019.
Pemilik penerbitan Asta Ilmu Publishing, Anna Purba mengatakan buku-buku terbitannya yang berhasil dibeli hak terjemahannya oleh penerbit asing adalah bertema pelajaran bahasa Mandarin.
"Singapore Asia Publisher telah menyepakati untuk membeli hak terbitan terjemahan buku-buku kami. Umumnya buku-buku tentang pelajaran bahasa Mandarin," tuturnya di konter penjualan hak cipta Indonesia Fokus Market.
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019