London (ANTARA News) – Kolaborasi penari Indonesia yang tergabung dalam "Orange Blossom Dance Company" mengiringi pementasan opera yang berjudul "The Coronation of Poppea," yang digelar di London Coliseum, Kamis malam mendapat sambutan yang meriah.Pementasan Opera yang digelar oleh The English National Opera (ENO) mementaskan karya Claudio Monteverdi dari Italia itu disutradarai Chen Shi Zheng, yang tahun lalu sukses menampilkan karya opera Orfeo yang juga diiringi penari dari Indonesia.Hanny Herlina yang menjadi kreaografer para penari Indonesia dalam pementasan The Coronation of Poppea kepada ANTARA News, usai pertunjukkan Kamis malam mengatakan bahwa suatu kehormatan para penari Indonesia bisa bergabung dalam pertunjukkan Opera Inggris.Dikatakannya, pertunjukkan opera yang melibatkan para penari Indonesia adalah untuk yang kedua kalinya dengan sutradara kelahiran China Chen Shi Zheng yang tahun lalu, Hanny juga ikut menari.Menurut wanita kelahiran Jakarta pada Desember 1976, yang mulai mengenal bidang seni pada saat bersekolah di SMKI Negeri Bandung dan berkesempatan mengikuti pertukaran pelajar di Mount Erin High School Australia, itu pada awalnya memang aggak sulit mengiringi penyanyi opera.Namun, berkat latihan teman teman yang juga sudah memiliki reputasi internasional itu tidak terlalu sulit memadukan gerakan gerakan tari Bali maupun Jawa kedalam pertunjukkan Opera, ujar Hanny, yang setelah lulus tahun 1997 masuk Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan memilih jalur tari.Pengalaman Hanny yang mengikuti berbagai workshop ia ikuti, beberapa diantaranya Workshop Tari dengan Astad Daboo yang diadakan yayasan Kelola di Solo, tari "Japing Melayu" oleh Tom Ibnur, di IKJ, dan "Combines Indian Khatak Movement with Fast and Farious Contempory dance" oleh Akram Khan yang diselenggarakan oleh British Council dan IKJ tidak sulit untuk menciptakan gerakan gerakan dalam mengiringi opera Inggris,Hannya yang pernah ikut workshop dari Schaubuehne Berlin, yang diberikan Juan Kruz Diaz se Garario Esnaok, yang diadakan Goethe Institute dan IKJ juga ikut dalam Showcase Indonesian Dance Festival 1999, bersama rekannya Aldri dan Ita Wijayanti mementaskan karya "Mba-bu" di IKJ.Hanny yang dipercaya oleh sutradara Chen Shi Zheng itu pernah menciptakan karya "Impian" dan "Curent" yang dipergunakan untuk ujian komposisi. Tahun 2001, ia menciptakan karya "Niti" yang dipentaskan pada acara Pekan Karya Tari dan Musik di Gedung Kesenian Jakarta dan Graha Bhakti Budaya TIM pada acara Ulang Tahun TIM. Sementara itu, penari lainnya, Paranditya Wintarni, yang biasa dipanggil Andit, mengakui bahwa suatu pengalaman yang sangat berharga bisa ikut dalam pertunjukkan Opera di Inggris meskipun pada awalnya sulit untuk mengikuti lagu yang dinyanyikan oleh para penari opera itu.Selain itu cucu, Bagong Kusudiharjo itu, juga mengakui bahwa dirinya banyak juga belajar, apalagi para penari yang tampil bersamanya adalah dari berbagai daerah dan juga gaya tarian yang berbeda seperti tradiisonal maupun kontemporer. "Suatu pengalaman yang sangat menarik dan lain dari yang lain," ujar Andit, usai pementasan perdana karya Claudia Monteverdi yang ditulis di tahun 1642.Andit bersama tujuh penari wanita dan empat pria yang tergabung dalam Orange Blassom Dance Company yang didirikan Chen Shi heng itu tampil sangat mengesankan dalam kisah perselingkuhan Nerone yang bersuamikan Octavia, Raja Romawi yang ingin menikahi kekasihnya Poppea.Dibalut dengan pementasan Opera, Poppea yang diperankan Kate Royal, tampil sangat prima dengan suaranya yang melengking memecahkan gedung Royal Opera House yang sangat artistik itu. Pertunjukkan "Opera The Coronation of Poppea" berlangsung hingga 6 November 2007 dengan tujuh pertunjukkan yang diiringi okestra dengan konduktor Laurence Cummings, yang sukses berkolaborasi dengan sutradara Chen Shi-Zheng.Kehadiran direktur Chen Shi-Zheng di Coliseum agaknya mengulangi kisah suksesnya yang pada tahun lalu menampilkan karyanya yang berjudul Orfeo yang mendapat dukungan dana dari Lord and Lady Laidlaw, yang merupakan suatu sindikat bersama "the American Friends of ENO"."The Coronation of Poppea" dengan judul aslinya "L'incoronazione di Poppea" merupakan opera seria ketiga yang ditulis Claudio Monteverdi yang berdasarkan sejarah itu pertama kalinya dipentaskan di Teatro Santi Giovanni e Paolo, Venice pada tahun 1642.Sutradara kelahiran China, Cheng Shi-Zheng, selain melakukan pementasan di London Coliseum tahun lalu juga tampil di Schubert Theatre Boston. Para penari Indonesia yang bergabung dalam "The Coronation of Poppea" adalah para penari yang telah memiliki reputasi internasional dan juga tampil dalam berbagai pertunjukkan, seperti Danang Pamungkas, penari kelahiran solo pada Desember 1979 yang mulai belajar tari sejak usia 15 tahun di SMKI Solo dan dilanjutkan STSI Surakarta pada tahun 1999.Selain itu, Guntur A. S, pria kelahiran Kediri 27 Agustus 1976, yang menyelesaikan pendidikan formal di Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta (1999-2002) dan saat ini menyelesaikan pendidikan di Jurusan Tari STSI Surakarta mengikuti workshop yang digelar PLT Bagong Kussudiardja Yogyakarta dan pernah selama dua bulan mengikuti pelatihan bersama Kohsenza Butoh, Jannis Branner, Pappa Tarahumara, Joice Lim, Tonny Yap.Dalam pementasan juga ikut menari Rianto, pria kelahiran September 1981 di Banyumas, yang mulai menari sejak usia 13 tahun dan ikut dalam pementasan di Pura Mangkunegaran, Surakarta.Rianto yang pada tahun 2006 mendirikan sangar tari Dewandaru Dance Studio di Tokyo bersama sang istri wanita Jepang memiliki pengalaman menari di berbagai negara dan berkolaborasi dengan penari dunia. Penari lainnya yang ikut dalam pementasan The Coronation of Poppea, Ni Nyoman Fefi Suciarthasih, kelahir Magelang, 16 Februari 1980, menyelesaikan pendidikan D3 Tata Rias, AKK Jogjakarta dan saat ini tengah menunggu wisuda S1 Tata Rias, UNJ Jakarta.Wanita yang memiliki hobi menari dan merias pernah ikut menjadi duta Seni Indonesia dalam Indonesian Night di Beijing serta ikut dalam pementasan The Amazing Bedaya – Legong di Teather Explaned Singapore serta Festival di Shanghai tahun lalu.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007