Hal ini karena untuk menggunakan heli sebagai peralatan bom air atau pemadaman dari udara tersebut memerlukan permintaan secara resmi,
Palembang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, untuk pelaksanaan water bombing atau pemadaman titik api dari udara menggunakan heli masih menunggu usulan dari daerah.
Untuk pelaksanaan pemadaman titik api melalui udara pihaknya masih menunggu usulan dari Gubernur Sumatera Selatan (Sulsel), Herman Deru, kata dia di Palembang, Rabu.
Hal ini karena untuk menggunakan heli sebagai peralatan bom air atau pemadaman dari udara tersebut memerlukan permintaan secara resmi.
Namun, lanjut dia sebelum memasuki musim kemarau water bombing tersebut sudah siap dilaksanakan.
Jadi sebulan sebelum memasuki musim kemarau bom air dari udara harus sudah siap.
Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan kabut asap.
Dia minta kedepan BPBD Sumsel tidak hanya menjadi penolong pada setiap bencana alam saja tetapi juga sebagai pemadam kebakaran lahan dan perkampungan supaya tidak meluas.
Sementara Kepala BPBD Sumsel H.Iriansyah mengatakan, daerah ini memang rawan terbakar karena banyak lahan gambut.
Mengenai kondisi lahan dan kerawanan kebakaran di Sumsel seluas 8.370.281 hektare dan 1.483.862 diantaranya areal gambut.
Lahan yang rawan terbakar itu tersebar di kabupaten dan kota diantaranya Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Muaraenim dan Musirawas.
Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019