Jakarta (ANTARA) - Grup band SORE tetap tampil konsisten selama 17 tahun berkarya berkat kecintaan terhadap musik dan diramu ide-ide spontanitas yang mengalir.

"Ide muncul dan mengalir begitu saja. Tiba-tiba, kami ciptakan lagu. Ide itu seakan tidak bisa dicegah, muncul di kepala dan langsung direkam. Kami akan terus begitu, kecuali jika nanti bosan. Kami tidak tahu," ujar gitaris SORE Reza "Echa" Dwi Putranto saat berkunjung ke redaksi Antara, Senin (11/3).

Kelompok musik yang terdiri dari Ade Firza Paloh (vokal,gitar), Awan Garnida (bass,gitar), Reza Dwi Putranto (gitar), dan Bembi Gusti (drum) itu mengaku tidak bisa lepas dari ide untuk selalu membuat musik, setiap hari.

"Kami terus progres. Kami konsisten tentu karena senang musik meskipun tidak menentukan konsep," kata Echa tentang ide lagu yang mengalir.

Ade mengatakan lagu-lagu mereka tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan jika lebih dahulu menentukan konsep. "Kepikirannya nanti tiba-tiba. Konsep datang dengan cepat. Dulu mau bikin EP (mini album) "Sorealis Semprulisasi", lantas batal. Lalu, muncul ide dengan penyanyi semua perempuan, malah jadi album "Mevrouw"," ujar Ade.



Selama 17 tahun, SORE juga merasa perbedaan pendapat yang muncul sebagai hal wajar karena terkait ide.

"Kami tidak pernah bertengkar. Tapi, beda pendapat iya. Beda pendapat karena ide musik yang saling bertubrukan. Itu biasa lah, standard. Jika kami tidak beda pendapat, justru itu tidak sehat," kata Ade tentang warna 17 tahun grup SORE.

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019