Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan pada Senin (22/10) akan menerima kunjungan kenegaraan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Istana Merdeka.
"Upacara kenegaraan akan dilakukan Senin," kata Mensesneg Hatta Rajasa, di kediaman pribadi Presiden Yudhoyono, Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Hatta bersama dengan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal melakukan rapat terbatas tentang penyusunan dan pematangan agenda Presiden untuk tiga bulan ke depan, baik agenda kenegaraan, pemerintahan dan agenda rapat kabinet.
Menurut Hatta pada susunan jadwal Kepresidenan, selain kunjungan Abbas yang sempat tertunda beberapa waktu lalu tersebut, Presiden Yudhoyono juga akan menerima kunjungan Gubernur Jenderal Canada, kepala negara Kroasia, Costarica, dan Venezuela.
"Telah mendapat konfirmasi bahwa kunjungan Gubernur Jenderal Canada dilakukan pada November 2007, sedangkan kepala negara Kroasia, Costarica dan Venezuela sedang dalam tahap pematangan," kata Hatta.
Mensesneg menjelaskan, Presiden Yudhoyono menginginkan jadwal kenegaraan tertata dengan baik sehingga lebih memudahkan program-program yang akan dijalankan.
"Kita mengenal gaya Presiden kita. Beliau ingin tersistem dan terprogram baik sehingga harus sesuai dengan aturan yang kita rumuskan," ujar Hatta.
Selain kunjungan kenegaraan kepala-kepala negara, diutarakannya, Presiden Yudhoyono akan melakukan kegiatan di luar negeri yaitu menghadiri penyelenggaraan ASEAN Summit di Singapura, pada November 2007.
Setelah itu, Presiden dijadwalkan membuka konferensi internasional tentang Climate Change di Bali pada Desember 2007.
"Hingga akhir tahun ini, agenda Kepresidenan cukup padat, mulai dari peluncuran program ketahanan pangan, program di sektor pertanian, industri, perdagangan, hingga program investasi dan energi," katanya.
Tentunya, kata Hatta, agenda Presiden yang harus dilakukan dalam waktu dekat adalah memantau dari dekat Gunung Kelud yang dijadwalkan pada 25 Oktober, guna melihat situasinya dan mengunjungi para pengungsi.
"Presiden juga konsentrasi memantau arus balik mudik, yang dimaksudkan untuk menjadi pelajaran demi perbaikan sistem angkutan Lebaran di tahun-tahun mendatang," kata Hatta.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007