Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih meminta pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh calon pemimpin ke depan dilihat sebagai investasi dalam membangun sumber daya manusia Indonesia.
Daeng saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan calon pemimpin ke depan harus meletakkan pembangunan kesehatan dan juga pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia Indonesia di masa datang.
Berkaca pada banyaknya jumlah penyakit menular dan tidak menular di Indonesia, Daeng berpendapat pembangunan kesehatan perlu dilakukan dari hulu dimulai dari ibu hamil. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai program kesehatan dan pendidikan pada anak hingga menyelesaikan sekolah.
"Dari 1.000 hari pertama kehidupan dalam kandungan dijaga gizinya, ibunya ngga sakit-sakitanan, setelah lahir dijaga agar tidak sakit-sakitan, kalau perlu tidak hanya sampai tiga atau lima tahun, tapi sampai usia SMP misalnya itu dijaga," jelas dia.
Selain itu menurut Daeng terdapat tantangan baru dari permasalahan perilaku anak saat usia sekolah mulai dari penyalahgunaan pornografi hingga perilaku seksual, serta penyalahgunaan obat-obatan dan produk tembakau.
Penanganan stunting atau kekerdilan pada anak serta pencegahan penyakit penting dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia usia produktif yang tidak terhalang dengan masalah penyakit ke depannya.
Menurut dia, pemerintah harus memperhatikan isu pembangunan kesehtan seperti stunting tidak hanya dilihat dari sektor kesehatan, melainkan multisektor.
"Harus multisektoral bukan hanya masalah kesehatan, seperti ketersediaan pangan, harga pangan terjangkau, sektor lapangan pekerjaan supaya orang bisa menghidupi keluarganya. Itu kan bukan urusan kesehatan, tapi harus terlibat," jelas Daeng.
Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca juga: IDI tekankan tiga masalah kesehatan untuk dibahas pada debat
Baca juga: Presiden janji cari opsi pendanaan untuk BPJS
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019