"Banyak beredar dan umumnya itu dijual secara online dan banyak bisa dilihat di media sosial," ujar Dg Nutang saat menghadiri sosialisasi bahaya obat, makanan dan kosmetik palsu yang diselenggerakan oleh Komisi IX DPR RI bekerja sama dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan bahaya kosmetik palsu itu sudah menimpa anggota keluarganya dan beberapa rekan-rekannya karena terpedaya dengan janji serta bukti palsu penggunaan kosmetik tersebut.
Dg Nutang menyatakan kosmetik palsu yang umumnya dipakai menawarkan hasil maksimal yakni memutihkan dan melembutkan kulit hanya dengan beberapa kali pemakaian.
"Banyak sekali keluarga dan teman-teman saya yang jadi korban kosmetik palsu. Kosmetik palsu yang saat dipakai langsung terkelupas kulit wajah dan menjadi merah," katanya.
Warga lainnya, Adam juga menyampaikan keluhan yang sama karena ada kerabatnya juga menjadi korban dari kosmetik yang menawarkan pemutih wajah dan kulit tersebut.
"Saya berharap pihak terkait bisa rutin melakukan pemeriksaan karena sudah banyak yang jadi korban. Kami tidak ingin lebih banyak lagi warga yang jadi korbannya," katanya.
Anggota Komisi IX DPR Aliyah Mustika Ilham mengingatkan pentingnya mengecek label saat membeli produk kosmetik dan makanan kemasan.
"Itu bisa dipastikan tidak terdaftar di BPOM, nah di sini lah pentingnya kita mengecek produk, jangan sekali-kali kita memakai produk yang tidak terdaftar di BPOM karena kandungannya tidak diketahui, apakah membahayakan atau tidak. Sayangi kulit kita, sayangi tubuh kita, jangan sampai menjadi masalah," ucap Aliyah.
Baca juga: Polisi akan periksa artis "endorse" kosmetik ilegal
Baca juga: Tips hindari obat dan kosmetik palsu
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019