Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jumat, diperkirakan masih akan melanjutkan penurunan. "Sebaiknya indeks turun sekali lagi, setelah itu melanjutkan kenaikan," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan. Menurut dia, kenaikan selama tujuh hari berturut-turut telah membuat pasar saham BEJ dalam kondisi `overbought` (jenuh beli), sehingga perlu konsolidasi. "Penurunan diperlukan untuk mencari kondisi yang sehat," tambahnya. IHSG dibuka menurun 11,398 poin (0,44 persen) menjadi 2.605,342 dan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 2,426 poin (0,43 persen) ke posisi 565,562. Pergerakan 40 saham yang masuk dalam pra perdagangan didominasi yang turun sebanyak 23 dibanding yang naik hanya dua dan 15 tidak bergerak harganya. Penurunan indeks BEJ dipimpin saham Telkom yang terkoreksi Rp200 menjadi Rp11.950, Bank BRI melemah Rp200 ke posisi Rp7.000 dan Astra Internasional terkikis Rp50 ke level Rp22.900. Namun saham-saham pertambangan diperkirakan masih akan menjadi penopang indeks BEJ karena didorong oleh masih tingginya harga minyak mentah dunia yang di level 87 dolar AS per barel. Selain itu, pengaliran gas perdana pada jaringan Sumatera Selatan Jawa Barat (SSWJ) milik Perusahaan Gas Negara (PGAS) juga mendorong harga sahamnya yang Rabu kemarin sempat terkoreksi. Saham-saham yang berbasis komoditi pertambangan masih menunjukkan kenaikan, seperti Aneka Tambang terangkat Rp75 menjadi Rp3.275, Bumi Resources naik Rp50 ke posisi Rp4.700, Energi Mega Persada menguat Rp30 ke level Rp1.380 dan PGAS melambung 300 ke harga Rp13.850. (*)

Copyright © ANTARA 2007