Kepala BKPM Thomas Lembong dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, mengatakan bahwa keyakinan itu didasari oleh tanda pemulihan yang semakin kuat sejak akhir 2018.
"Menjelang akhir tahun lalu ada tanda 'recovery' (pemulihan). Pada awal tahun ini 'recovery' semakin kencang. Tahun ini kami pede, pertumbuhan investasi bisa double digit," tuturnya.
Dari data BKPM, realisasi investasi untuk periode 2018 mencapai Rp721,3 triliun, meningkat hanya 4,1 persen dibandingkan 2017 sebesar Rp678,8 triliun. Pertumbuhan investasi menurun dari periode sebelumnya di mana realisasi investasi sepanjang 2017 mencapai Rp692,8 triliun yang tumbuh 11,5 persen dibandingkan realisasi investasi pada 2015 sebesar Rp612,8 triliun.
Thomas mengakui 2018 merupakan tahun yang berat dilalui Indonesia. Ia bahkan menyebut investasi asing untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir mengalami penurunan tahun ini.
"Tahun lalu penanaman modal asing (PMA) turun 8,8 persen biasanya 'double digit'. Kalau pakai formula FDI (Foreign Direct Investment) lebih parah lagi, minus 30 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Meski sulit, kondisi serupa, lanjut mantan Menteri Perdagangan itu, juga dialami seluruh dunia. Hal itu berdasarkan data PBB di mana FDI tercatat turun 20 persen.
Tahun ini BKPM menargetkan realisasi investasi mencapai Rp792,3 triliun naik dari capaian realisasi investasi sepanjang 2018 sebesar Rp721,3 triliun. Kondisi positif pasca Pemilu diyakini dapat menggenjot realisasi investasi yang sebelum Pemilu masih dibayangi "wait and see".
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019