"Sebagai kepala daerah saya menginginkan yang terbaik untuk Pesisir Selatan, termasuk hasil ujian nasional makanya saya memasang target untuk meraih peringkat pertama," kata dia di Painan, Selasa.
Kendati demikian ia tidak membenarkan ada oknum tenaga pengajar yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkannya.
"Saya tidak menginginkan adanya tindakan curang dalam mewujudkannya, seperti membantu pelajar menjawab soal, dan tindakan tidak terpuji lainnya," sebutnya.
Karena hal itu menurutnya merupakan tindakan fatal yang akan memberikan dampak buruk terhadap generasi muda sehingga mereka akan terbiasa untuk mendapatkan segala sesuatu dengan instan, tidak mau bekerja keras, tidak jujur dan lainnya.
"Saya menginginkan target peringkat satu diraih berdasarkan hasil kerja keras, disiplin dan kejujuran sehingga nilai-nilai tersebut selalu melekat di hati generasi Pesisir Selatan," katanya lagi.
Pada 2015 hasil ujian nasional pelajar SMP di Pesisir Selatan menduduki peringkat satu provinsi dan anjlok pada 2016 hingga menempati posisi terakhir dari 19 kabupaten/kota.
Selanjutnya pada 2017 peringkat ujian nasional pelajar setempat naik satu tingkat ke posisi 18 dan pada 2018 naik menjadi lima besar provinsi.
Ujian Nasional SMP dilaksanakan serentak pada pada 22-25 April 2019 dan dari 75 SMP di Pesisir Selatan 56 melaksanakan ujian nasional berbasis komputer, sementara sisanya 19 SMP melaksanakan ujian nasional berbasis pena dan pensil.
Baca juga: Mendikbud tegaskan UNBK tidak rugikan siswa
Baca juga: Kemdikbud targetkan UNBK 100 persen pada 2019
Pewarta: Miko Elfisha dan Didi Someldi Putra
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019