"Wajar bila BPN Prabowo-Sandi menyebut mereka unggul dalam survei internal. Tak mungkinlah dibuat tidak unggul. Tujuannya mereka kan mempengaruhi persepsi masyarakat. Itu hal yang normal saja," ujar Ace dikutip dari siaran pers Jakarta, Selasa.
Menurut dia, langkah BPN itu dilakukan sebagai respons atas hasil beberapa lembaga survei yang menyebut Jokowi-Ma'ruf unggul rata-rata 20 persen atas Prabowo-Sandi.
Hasil survei internal BPN ini juga dikeluarkan di tengah ramainya penggiringan opini yang menyebut lembaga survei yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf tidak fair.
Namun, lanjut politikus Partai Golkar itu, masyarakat dapat menilai kebenaran hasil survei yang dilakukan BPN. "Dalam berbagai survei, hasil yang ada menunjukkan kebalikan dari survei BPN," kata Ace.
Ia mencontohkan survei terbaru yang dirilis lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang menunjukkan tren kenaikan elektabilitas pasangan
Jokowi-Ma'ruf Amin yang unggul dengan selisih 22,8 persen dari pesaingnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Adapun survei internal BPN mengklaim keunggulan Prabowo 48 persen berbanding 46 persen untuk Jokowi. "Jadi, masyarakat bisa menilai, mau percaya yang mana," ujarnya.
Meski TKN tidak mengumumkan survei internal, hampir seluruh lembaga survei profesioanal saat ini menyebut Jokowi-Ma'ruf unggul, bahkan selisihnya rata-rata 20 persen.
"Jadi, siapa yang mau percaya survei internal BPN," kata Ace.
Baca juga: Survei internal nyatakan elektabilitas Prabowo-Sandiaga di atas 60 persen
Baca juga: Survei Puskaptis: Elektabilitas Jokowi unggul tipis dari Prabowo
Baca juga: Survei Charta Politika: Suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga Stagnan
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019