Bekasi (ANTARA) - Pelatih Semen Padang Syafrianto Rusli memaklumi unjuk rasa para suporter setia klubnya usai tim berjuluk Kabau Sirah itu tersingkir dari turnamen pramusim Piala Presiden 2019.
"Saya rasa itu bentuk kecintaan suporter kepada kami. Mungkin mereka tidak puas dengan penampilan kami. Saya tetap mengapresiasi mereka," ujar Syafrianto di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Menurut pelatih berdarah Minang itu, harapan suporter untuk timnya memang sangat tinggi.
Sayangnya, Semen Padang belum dapat mewujudkan apa yang diharapkan para pendukung loyalnya.
Suporter Semen Padang turun ke lapangan Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/3) malam, setelah klub kesayangan mereka dipastikan tak terlibat lagi di Piala Presiden 2019 karena takluk 1-2 dari Bali United.
Beberapa dari mereka mendekati bangku cadangan Semen Padang dan salah satunya, meminta pelatih Syafrianto Rusli untuk mundur.
Pihak keamanan dari Polri maupun TNI turun tangan untuk mengendalikan situasi.
Setelah itu, gelombang unjuk rasa suporter berpindah ke depan ruang "media center" yang menjadi tempat konferensi pers. Dari luar ruangan yang dilapisi kaca, mereka berteriak-teriak mengkritik pelatih Syafrianto Rusli yang tengah memberikan keterangan kepada media.
Bali United menyingkirkan Semen Padang dari Piala Presiden 2019 usai memenangi laga lanjutan Grup B, yang mempertemukan kedua tim, dengan skor 2-1 di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Dua gol Bali United dalam pertandingan tersebut dicetak oleh Melvin Platje (5') dan Fadil Sausu (8'). Semen Padang memperkecil kedudukan berkat gol gelandang Dedi Hartono (17').
Hasil tersebut membuat Bali United mengisi posisi dua teratas klasemen Grup B Piala Presiden 2019 dengan mengoleksi enam poin, sama dengan Bhayangkara FC.
Sementara Semen Padang, serupa dengan Mitra Kukar, belum mencatatkan satupun kemenangan di Grup B Piala Presiden 2019 yang membuat mereka tersingkir dari turnamen. ***3***
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019