Karawang (ANTARA News) - Iring-iringan pemudik bersepeda motor dari arah Jawa Tengah dan sekitarnya menuju Jakarta hampir selalu terlihat setiap jam di Pos Gamon, perbatasan Kabupaten Karawang-Subang, pada Kamis (18/10) pagi hingga sore ini. Sebagian besar pemudik bersepeda motor itu membawa beban yang banyak di bagian depan dan belakang kendaraan sepeda motor yang dikemudikannya. Berdasarkan pantauan ANTARA News, pemudik bersepeda motor itu ada yang bergerombol dan ada juga yang sendirian. Bahkan, ada juga yang mendapat rombongan di perjalanan menuju Jakarta atau daerah tujuan lainnya. "Sebenarnya, dari Indramayu itu saya sendirian. Tapi ketika istirahat di sebuah SPBU di jalur pantura, berangkat ke arah Jakarta-nya sama-sama dengan pemudik bersepeda motor yang lain," kata Ruba`i (37), pemudik dari Indramayu yang hendak balik ke Jakarta. Selama berangkat dari SPBU jalur pantura, ia mengaku tidak ada aparat kepolisian yang melakukan pengawalan. Hanya saja, ada salah seorang pemudik dari rombongan itu yang berjalan paling depan seperti mengawal rombongan. Dikatakannya, dikawal ataupun tidak, itu terlalu berpengaruh dalam perjalanan balik ke Jakarta. Karena, tambahnya, ada yang terpenting dari tugas polisi selain melakukan pengawalan, yakni mengurangi pasar tumpah dan stand-by di daerah yang kerap macet. Sepanjang jalur yang dilewati, dari Indramayu menuju Jakarta, terdapat puluhan titik kemacetan yang dilalui. Yakni daerah Ciasem, Pamanukan, Patrol, Jomin, dan lain-lain. "Kemacetan itu banyak disebabkan, pasar tumpah dan kendaraan yang berhenti sembarangan," katanya. Hal senada juga dikatakan pemudik bersepeda motor dari Magelang yang ingin kembali ke Bekasi, Riko (25). Menurut dia, kemacetan yang disebabkan dari pasar tumpah sangat mengganggu pemudik bersepeda motor karena sangat memakan badan jalan yang semestinya dilakukan pemudik. Sedangkan di ruas jalan utama Karawang yang merupakan jalur mudik, katanya, kemacetan banyak disebabkan kendaraan seperti angkot, dan bus tiga perempat, yang berhenti di sembarang tempat. "Waktu saya berangkat mudik, banyak angkot dan bus tiga perempat yang mengetem atau berhenti di sembarang tempat. Jadi, menimbulkan kemacetan," katanya, kepada ANTARA, di Karawang, Kamis. Ia berharap, pada tahun mendatang beberapa kemacetan yang terjadi di ruas jalur mudik bisa segera diatasi. Sehingga pemudik bersepeda motor bisa menikmati perjalanannya. "Pada musim mudik tahun depan, harapan saya hanya ingin agar kemacetan hilang dan ruas jalan lancar," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007