Batusangkar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mencanangkan pencak silat masuk ekstrakurikuler sekolah sebagai salah satu upaya melestarikan olahraga tradisional tersebut.
"Saya berkeinginan olah raga pencak silat masuk ke dalam ekstrakurikuler sekolah untuk tingkat sekolah SD, SMP, dan SMA minimal untuk kelas satu dan dua," kata Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi di Batusangkar, Senin (11/3).
Selain pencat silat sebagai tradisi asli Sumatera Barat, menurutnya, menerapkan silat dalam ekstrakurikuler di sekolah adalah salah satu upaya dalam pembinaan moral pelajar.
Ia menilai adanya ekstrakurikuler pencak silat di sekolah, dan program rumah tahfiz yang telah terlaksana di Tanah Datar sebagai wadah untuk menjadikan anak penghafal qur'an adalah kombinasi tepat untuk membina karakter mereka.
Menurut dia, kalau hati mereka sudah dibekali dengan Alquran, fisiknya sudah dibekali dengan silat, maka mereka akan menjadi pribadi yang kuat dalam memperjuangkan bangsa.
"Kalau dahulu kita belajar silat itu di surau, sekarang surau itu kita ganti dengan sekolah. Tempatnya beda tapi pemaknaannya sama," katanya.
Ia mengatakan di Tanah Datar sudah ada sebanyak 156 rumah tahfiz,14 rumah diantaranya dibiayai langsung oleh pemerintahan daerah. Ia menargetkan di setiap kecamatan bahkan nagari harus punya satu rumah tahfiz.
"Harapannya dengan adanya rumah tahfiz tersebut tingkat kenakalan remaja di Tanah Datar akan berkurang," ujarnya.
Sebelumnya ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat Fauzi Bahar di Batusangkar mengatakan bahwa Tanah Datar memiliki aliran silat yang harus dilestarikan.
Ia menilai silek (silat) di Sumatera Barat ibarat orang umat kehilangan ulama. Kalau ulama meninggal tidak ada gantinya. Kalau dulu ada Buya Hamka sekarang sudah tidak ada gantinya.
"Begitu juga dengan silat, kalau tua silat itu sudah meninggal, maka aliran silat itu juga akan hilang dengan sendirinya," katanya.
Ia mengaku untuk melestarikan silat tersebut pihaknya akan membukukan semua jenis silat yang ada di Sumatera Barat. ***3***
Pewarta: Syahrul Rahmat dan Etri Saputra
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019