Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah pusat diminta turun tangan guna membantu kelancaran pelayanan publik di Kabupaten Wamena, Provinsi Papua, kata Kepala Suku Besar Lembah Baliem Wamena H Abdurrahman Kossay di Jakarta, Kamis.
"Dalam dua tahun terakhir pelayanan publik oleh Pemkab Wamena tidak berjalan, kecuali hanya pelayanan publik bidang kesehatan seperti di RSUD Wamena dan 23 Puskesmas," katanya seusai bersilaturahmi ke kediaman Menkes Siti Fadilah Supari.
Menurut Abdurrahman, berhentinya pelayanan publik itu antara lain ditandai tiadanya pegawai yang bertugas saat jam kerja di sejumlah dinas seperti Dinas Pertanian, PU, Pendidikan termasuk guru-guru SD negeri.
"Keadaan tersebut mengakibatkan pembangunan infrastruktur di Wamena tidak berjalan, penduduk tidak mendapatkan bantuan bibit dan pupuk dari Dinas Pertanian, serta anak-anak sekolah negeri tidak mendapat pengajaran dari guru," katanya.
Akibat tidak adanya bantuan bibit dan pupuk, ratusan petani sayuran, ubi jalar, jagung di Wamena kini menganggur, menjadikan mereka sulit memperoleh pendapatan untuk kebutuhan makan sehari-hari yang akhirnya puluhan orang meninggal akibat stres dan mengkonsumsi minuman keras, kata Abdurrahman.
Dia menilai, ketiadaan para pejabat dan staf dinas di Pemkab Wamena karena mereka sering berada di Jayapura guna mengurusi perkara dugaan korupsi mantan Bupati Wamena DH, sedangkan Wakil Bupati Wamena NY yang kini ditetapkan sebagai pejabat bupati juga sering berada di Jayapura dan Jakarta untuk mengurus percepatan kasus mantan bupati itu.
Abdurrahman menjelaskan, kedatangan ke Jakarta bersama tiga kepala suku besar dari Wamena telah diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat lebaran (13/10) dan dia berharap dapat bertemu dengan Mendagri Mardiyanto guna membicarakan masalah pelayanan publik yang dinilai berhenti.
"Saya atas nama puluhan kepala suku di Wamena berharap Mendagri dapat menginstruksikan perbaikan pelayanan publik di Wamena atau menyerahkan pelayanan publik kepada puluhan kepala suku, sehingga pembanguan di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Wamena terwujud," katanya.
Pada kesempatan terpisah Menkes Siti Fadilah Supari mengatakan, pihaknya sejak April 2005 telah memberikan bantuan langsung di bidang kesehatan berupa pengaktifan pelayanan publik di RSUD Wamena dengan mengirim 12 dokter umum, lima dokter spesialis, peralatan kesehatan, obat-obatan dan makanan pendamping susu bagi anak-anak.
"Saya bersyukur bahwa pelayanan kesehatan di Wamena sampai saat ini tetap berjalan dengan baik, bahkan tidak ditemukan kasus anak-anak kurang gizi maupun kelambatan penangan pasien penyakit tertentu," katanya.
Menkes menyatakan, pihaknya berencana mengunjungi Wamena dan kabupaten lain di Papua pada akhir Oktober 2007 guna mengetahui pelayanan kesehatan di kawasan timur Indonesia itu.
Dia berjanji, akan melatih ratusan anak-anak lulusan SMP dari Wamena tentang kesehatan khususnya merawat pasien, mensosialisasikan pola hidup bersih dana sehat, sehingga kelak mereka dapat membantu perawatan pasien di RS dan di klinik sampai pensiun.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007