Jakarta (ANTARA) - Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius membekali para Chief Executive Officer (CEO) atau Direktur Utama BUMN cara melakukan identifikasi dan mengambil keputusan dalam upaya melakukan pencegahan paham radikal terorisme agar tidak menyebar di lingkungan BUMN.
"Para CEO BUMN harus bisa mengidentifikasi dan mengambil keputusan mengenai bagaimana cara mencegah, mengidentifikasi dan juga langsung melakukan tindakan-tindakan yang cepat sehingga betul-betul steril semua anggota BUMN khususnya dan juga termasuk lingkungannya," ujar Suhardi dikutip dari siaran pers di Jakarta, Senin.
Suhardi mengemukakan hal itu saat menjadi narasumber utama pada pembukaan BUMN Great Leaders Camp di Kompleks Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Lemdiklat Polri, Lembang, Jawa Barat, Minggu (10/3) malam.
Acara itu dihadirii 181 peserta terdiri atas 148 Dirut BUMN, empat Wakil Dirut BUMN se-Indonesia, 25 pejabat Kementerian BUMN, dan empat orang Pemimpin Redaksi.
Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan, karyawan BUMN pun kemungkinan juga bisa terinfiltrasi paham radikal terorisme karena paham tersebut bisa masuk dari mana saja.
"Kami harapkan apa yang kami jelaskan ini bisa menjadi pencerahan buat mereka dan para CEO BUMN ini bisa langsung mengambil tindakan demi kebaikan BUMN," ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
Suhardi mengingatkan bahwa anak-anak muda termasuk eksekutif muda yang ada dibawah CEO BUMN banyak yang punya pemikiran cemerlang dan tidak munutup kemungkinan terinfiltrasi paham radikal.
BNPT siap menjadi mentor pada pegawai BUMN agar mereka paham dan berhati-hati terhadap penyusupan paham radikal terorisme dan operandinya.
Ia pun menuturkan beberapa tahun lalu ada beberapa orang di kementerian yang sudah menjabat di eselon strategis, yang bisa menentukan untuk mengambil keputusan malah terpapar paham radikal terorisme.
"Sudah saya ingatkan kementeraian itu untuk segera mengganti pejabat-pejabat tersebut karena kalau tidak akan sangat berbahaya. Kalau bisa mencegah itu lebih bagus daripada nanti sudah telanjur," ujarnya.
Sementara itu Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bahwa penyebaran paham radikal terorisme selama ini sudah tidak mengenal tempat sehingga BUMN pun perlu waspada.
"Usaha BUMN itu beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, tentunya ini kita tidak terlepas dari masalah itu, terutama karyawan kita secara menyeluruh itu hampir dua juta orang di seluruh Indonesia," ujarnya.
Kalau seluruh pihak di BUMN tidak menjaga instansinya dari awal untuk mencegah penyebaran paham radikal terorisme maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari, kata Rini.
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan peran perguruan tinggi siapkan generasi muda
Baca juga: Kepala BNPT imbau mahasiswa bijak manfaatkan teknologi komunikasi
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019