Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan sesi pagi, Kamis, ditutup naik 0,60 persen, dengan saham sektor pertambangan masih menjadi pendorong utama. IHSG sesi pagi ditutup naik 15,838 poin menjadi 2.657,428 dan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan menguat 4,607 poin ( 0,80 persen) ke posisi 578,517. Analis Riset PT Bapindo Bumi Sekuritas, Harry Kurniawan, mengatakan sentimen sektoral, terutama yang berbasis komoditi pertambangan masih menjadi pendorong indeks BEJ. Menurut Harry, naiknya harga minyak mentah dunia yang masih berada di 87 dolar As per barel masih menjadi pendorong pelaku pasar untuk memburu saham pertambangan. Selain itu, kenaikan indeks BEJ juga didorong oleh naiknya kembali saham unggulan, seperti Telkom (TLKM) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). Naiknya indeks juga didorong oleh menguatnya bursa AS tadi malam yang didorong oleh dugaan menguatnya laba perusahaan teknologi dan internet. Naiknya bursa AS ini langsung direspon positif bursa regional, terutama bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 yang ditutup naik 132,53 poin (0,78 persen) menjadi 17.087,84 dan bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng pada sesi pagi ditutup naik 316,28 poin (1,08 persen) ke level 29.615,00. Kenaikan indeks dipimpin oleh saham-saham yang berbasis komoditi pertambangan, seperti saham Bumi Resources (BUMI), Aneka Tambang (ANTM), Medco Internasional (MEDC), serta saham unggulan lainnnya, yakni TLKM dan PGAS. Saham BUMI ditutup naik Rp225 menjadi Rp4.900, ANTM terangkat Rp75 ke level Rp3.500, MEDC menguat Rp100 ke posisi Rp5.150, TLKM terdongkrak Rp200 ke harga Rp12.350 dan PGAS melambung Rp600 menjadi Rp13.750. Namun tekanan jual masih tinggi terlihat dari lebih banyaknya saham yang turun dibanding yang naik yakni 90 lawan 78, sedangkan 48 tidak bergerak harganya dan 184 efek tidak aktif diperdagangkan. Perdagangan saham di BEJ berjalan ramai, yakni sebanyak 40.316 kali transaksi dengan volume 2,943 miliar saham dan nilai Rp3,631 triliun. Posisi investor asing 'net buy' (beli netto) Rp221,619 miliar. (*)

Copyright © ANTARA 2007