Pasangan juara dunia 2013 dan 2015 itu, menurut situs Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Minggu, menang dalam tiga gim 11-21, 21-14, 21-12 selama 49 menit atas ganda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
"Saya tidak memikirkan cedera, saya hanya fokus pada pertandingan," ujar Hendra dalam wawancara di tepi lapangan seusai pertandingan.
Sehari sebelumnya pada pertandingan semifinal, Hendra mengalami cedera betis dan sempat mendapat perawatan tim medis.
Kemenangan pada final All England 2019 itu menambah catatan keunggulan pasangan Hendra/Ahsan atas ganda Malaysia peringkat 18 dunia tersebut menjadi 3-0. Sebelumnya pada turnamen Indonesia Masters 2019, Hendra/Ahsan menang atas Aaron/Soh 21-13, 21-13.
Gelar juara pada 2019 itu menjadi gelar kedua Hendra/Ahsan dalam turnamen berusia 120 tahun tersebut setelah gelar juara All England pada 2014. Pada saat itu Hendra/Ahsan menang atas pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 21-19, 21-19 pada laga final.
Keberhasilan Hendra/Ahsan merebut gelar juara pada 2019 menjadi kesuksesan Indonesia untuk tetap mempertahankan gelar All England pada nomor ganda putra setelah pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih gelar pada 2017 dan 2018.
Hanya saja, Kevin/Marcus harus tersingkir pada pertandingan putaran pertama All England 2019.
Baca juga: Demi final All England, Hendra terkena cedera betis
Baca juga: Hendra "ngeyel" akan main final All England walau cedera
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019