Sidoarjo (ANTARA) - Wakil Ketua DPR-RI Fahri Hamzah mengaku kaget dengan kondisi Rumah Tahanan Klas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, yang kelebihan kapasitas (overload) yakni daya tampung 504 orang kini diisi sebanyak 2.877 orang.
"Terus terang saya kaget, `overload` daya tampung 504 tetapi isinya 2.877 orang. Saya juga melihat kamar karantina berukuran 8 kali 10 meter harus diisi 114 orang, bisa tidur sambil berdiri," katanya di sela kunjungannya di Rutan Medaeng, Sidoarjo, Minggu.
Oleh karenanya, dirinya meminta pemerintah harus memperhatikan rumah tahanan tersebut, karena di dalamnya itu ada bagian dari rakyat Indonesia yang harus diperlakukan secara adil dan tidak boleh ada penganiayaan.
"Kalau ketemu sama negara-negara lain, Indonesia bisa dituduh melanggar HAM karena kejahatan negara kepada warganya. Sungguh seram dan tidak manusiawi," katanya.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga bertemu dengan musisi Ahmad Dhani yang sedang menjalani proses penahanan di dalam Rutan Klas I Surabaya di Medaeng.
"Untuk kasus Dhani adalah aneh penggunaan pasal ITE (Informasi Transaksi Elektronik) untuk sebuah video yang sebenarnya ingin membela diri dari persekusi, seharusnya diperoses di Jakarta, karena sedang banding di Jakarta. Itu keprihatinan saya juga," ucapnya.
Di dalam rutan, kata dia, dirinya juga sempat menanyakan terdapat 60 persen yang terlibat dalam kasus narkoba, di mana yang ditangkap itu pengedar. Namun, ketika ditanyakan, tidak ada satupun yang mengaku sebagai pengedar, tetapi pengguna.
"Kalau saya menyarankan pemerintahan baru bisa bebaskan setengah dari tahanan di rutan ini, yang teridentifikasi salah proses hukum," klaimnya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019