Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan trase Jalan Tol Pekanbaru-Dumai pada Seksi IV dan V melewati kawasan habitat gajah Balai Raja di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Siak yang diperkirakan terdapat kurang lebih 25 ekor gajah.
“Untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati Sumatera, akan dibangun lima terowongan sebagai perlintasan gajah sehingga keberadaan jalan tol seminim mungkin tidak mengganggu habitat gajah,” ujar Danang dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera pada ruas Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 Km akan dilengkapi dengan lima terowongan yang khusus diperuntukan bagi perlintasan gajah di kawasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk konservasi habitat gajah.
Dalam penentuan lokasi dan desain terowongan, PT. Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau serta sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang konservasi hewan.
Manfaat keberadaan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Menurut Danang, diharapkan dapat meningkatkan akses antara Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau dan Dumai sebagai kota pelabuhan untuk distribusi industri perminyakan dan agribisnis.
Selain itu, jalan tol ini juga akan mengintegrasikan konektivitas antar daerah dan memperlancar arus distribusi barang dari pusat industri ke berbagai wilayah di Sumatera.
“Adanya tol ini akan memangkas waktu tempuh dari lima jam menjadi kurang lebih dua jam,” tutur Danang.
Jalan Tol Pekanbaru-Dumai terbagi menjadi enam seksi dengan nilai investasi sebesar Rp16,2 triliun. Progresnya secara keseluruhan saat ini sudah mencapai 37 persen dengan target 33 Km akan rampung pada akhir tahun 2019 dan 98 Km tahun 2020.
Baca juga: Hutama Karya segera memulai pengerjaan tol Pekanbaru-Padang
Baca juga: Masyarakat Kandis pertanyakan ganti rugi tol Pekanbaru-Dumai
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019