Bangkok (ANTARA News)- Angkatan Udara Thailand akan membeli enam jet tempur Gripen JAS-39 dari perusahaan Saab, Swedia, seharga 574 juta dolar AS guna menggantikan pesawat tempur F-5E yang sudah tua, kata Panglima Angkatan Udara Chalit Pukphasuk, Rabu. Seorang anggota tim seleksi, Selasa, mengatakan Angkatan Udara akan membeli 12 pesawat Gripen dalam dua gelombang, tetapi Chalit dalam jumpa wartawan menyetujui gelombang kedua akan menunggu sampai satu pemerintah baru terbentuk setelah pemilu Desember mendatang. Dalam gelombang pertama enam pesawat akan dibeli antara tahun 2008 dan 2012 dan gelombang kedua "secepat mungkin", kata Chalit. "Kami masih lebih suka memiliki Gripen untuk sisa dari armada itu, tetapi itu terserah pada pemerintah mendatang dan kondisi ekonomi nanti," tambahnya. Pilihan untuk menggantikan pesawat tempur telah dibicarakan sejak PM Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta tidak berdarah tahun lalu, berkuasa sejak tahun 2001. Anggota tim seleksi itu mengatakan Angkatan Udara menginginkan pesawat F-16 CD, tetapi AS tidak mengizinkan menjual senjata-senjata ke negara-negara yang pemerintah-pemerintahnya digulingkan melalui kudeta-kudeta. Thaksin mendesak Swedia atau Rusia untuk membeli ayam yang dibekukan dari Thailand, yang waktu itu dilanda flu burung , dengan imbalan pembelian pesawat-pesawat tempur, tetapi gagasan perdagangan barter itu gagal dilakukan. Calon-calon lainnya adalah pesawat tempur Sukhoi Su-30 dan MiG-29 buatan Rusia dan Rafael buatan Prancis, tetapi Chalit mengemukakan kepada Reuters, Juli, bahwa Thailand tidak akan membeli MiG- 29 karena pesawat itu sudah beroperasi di Myanmar dan Malaysia. Sejak kudeta itu, pemerintah Thailand yang dibentuk militer menyetujui peningkatkan 66 persen dalam pengeluaran militer , yang memicu kecaman dari para jenderal yang melakukan pemberontakan ke-18 dalam 75 tahun. (*)

Copyright © ANTARA 2007