Blitar (ANTARA News) - Sejumlah warga di lereng Gunung Kelud di Kabupaten Blitar, Jatim kini berusaha membuat bangunan mirip tenda yang dapat dijadikan "tempat pengungsian", sebagai antisipasi meningkatnya aktivitas Gunung berapi setinggi 1.731 mdpl belakangan ini. ANTARA News dari Blitar, Rabu, melaporkan, bangunan yang terdiri dari meja, kayu serta karung plastik itu sengaja dibangun disekitar rumah, agar mereka juga bisa mengawasi rumahnya. Jadi, bangunan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat mengungsi, tapi juga sebagai tempat mengawasi rumah dari aksi penjarahan. Bangunan seperti itu diantaranya ada di Desa Karangrejo dan Buluroto, Kecamatan Garum. Sejumlah warga setempat yang enggan menggungsi, berusaha "membentengi" diri dengan mendirikan tenda pengungsian sendiri. "Kami tidak takut dampak letusan Gunung Kelud, karena berdasarkan letusan-letusan sebelumnya, yang dikeluarkan berupa pasir dan debu. Justru yang kami khawatirkan, jika mengungsi barang-barang dijarah," kata Sudarto, warga Bulukerto, Garum. Kapolres Blitar, AKBP Ibnu Isticha disela kunjungan Gubernur Jatim ke lokasi pengungsian warga lereng Kelud di Blitar menyatakan, siap mendukung pengamanan rumah warga seandainya warga mengungsi. Jajaran Polres Blitar kini telah menerjunkan sekitar 500 personel ke titik rawan. Sementara Kabid Komunikasi Perhubungan dan Angkutan Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (PBP) Kabupaten Blitar, Nono Soedarsono mengemukakan bahwa pihaknya telah menggalang puluhan kendaraan "off road" untuk membantu evakuasi warga jika Gunung Kelud meletus. Berdasarkan pengalaman, letusan Gunung Kelud berupa benda cair dan padat, utamanya pasir. Karena itu, untuk bisa melintasi medan berpasir tebal, dibutuhkan kendaraan gardan ganda. Gubernur Jatim Imam Utomo dalam kunjungannya ke Posko Pengungsian Candisewu, Ngelogok, Blitar, menilai bahwa tenda maupun aparat terkait telah siap, jika sewaktu-waktu digerakkan untuk melakukan evakuasi. Bahkan, logistik untuk menangani pengungsi diperkirakan cukup memadai, sebab saat ini sudah ada 200 ton beras yang ada di Kabupaten dan Pemerintah Propinsi Jatim berusaha menyiapkan antara 500-1.000 ton beras.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007