Presiden saat silahturahmi dengan petani karet se- Sumatera Selatan di perkebunan rakyat Desa Lalang Sembawa, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sabtu, menyebut langkah pertama adalah koordinasi dengan negara penghasil karet mentah untuk kendalikan pasokan di pasar.
"Produsen terbesar karet Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kita sudah kontak mereka untuk kendalikan suplai ke pasar bisa diturunkan," kata Kepala Negara di Desa Lalang Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sabtu.
Jokowi mengakui negosiasi dengan negara lain tidak mudah, namun dalam pekan dua pekan ini harga karet mulai naik.
"Dulu karet harganya Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, sekarang Rp8.900 sampai Rp9.000 per kilogram. Ini harus disyukuri karena ekonomi dunia masih dalam posisi belum baik. Nggak mungkin akan seperti ini terus. Kalau keadaan normal harga akan kembali baik dalam posisi belum normal," katanya.
Presiden juga mengatakan pemerintah berupaya agar harga karet dari petani terdongkrak ke harga normal dengan menambah serapan ke pasar dalam negeri.
"Kedua saya perintahkan Menteri PUPR Pak Basuki, sekarang ngaspal jalan jangan hanya pakai aspal, campur dengan karet," katanya.
Kepala Negara menyebut bahwa ini sudah dicoba di Sumsel, Riau, dan Jambi.
"Sudah dicoba dan hasilnya bagus," katanya.
Presiden juga menyebut telah memerintahkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Saya perintahkan semua provinsi kalau aspal jalan pakai karet, sehingga kita tidak bergantung pada pasar luar negeri," katanya.
Langkah ketiga, kata Jokowi adalah Indonesia harus punya pabrik sehingga tidak usah di jual ke luar.
"Karena pasar dunia sukanya mengatur. Kelihatan tak banyak. Tahan dulu, harga jatuh baru dibeli. Kita ingin industri yang berkaitan dengan bahan baku karet mentah seperti pabrik ban, sarung tangan dan lain-lain," jelasnya.
Presiden juga memperintahkan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Persero untuk beli karet rakyat.
"Beli dengan harga yang baik. Simpan dulu nggak apa-apa. Suatu saat harga dunia karena barang nggak ada, baru dilepas," katanya.
Dengan langkah yang diambil pemerintah tersebut ini harga karet kembali normal dan kesejahteraan petani bisa terwujud.
Dalam silaturahmi ini Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan beberapa Menteri Kabinet Kerja, diantaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Seskab Pramono Anung dan Gubernur Sumsel Herman Deru.
Baca juga: Indonesia-Thailand-Malaysia sepakat kurangi ekspor karet 300.000 ton
Baca juga: Harga karet turun, pemerintah siap berdiskusi dengan Thailand dan Malaysia
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019