Kupang (ANTARA) -

PT Pertamina menggunakan jalur alternatif untuk mengirimkan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Kota Labuan Bajo di Manggarai Barat, akibat jalan darat yang biasa dilalui tertimbun longsor dan salah satu jembatan menuju ke kota itu putus.

Unit Manager Communication, Relations dan CSR Jawa Timur, Bali Nusa Tenggara, Rustam Aji kepada Antara Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/3), mengatakan bahwa jalur alternatif yang dilakukan adalah malalui jalur laut, namun proses pengirimannya dari Pelabuhan ASDP Bima, Nusa Tenggaa Barat (NTB).

Biasanya proses pengiriman BBM dilakukan melalui jalur darat yakni dari Reo menuju Labuan Bajo, yang perjalanannnya hanya sekitar 6-8 jam. Tetapi kalau lewat laut harus menempuh perjalanan selama sembilan jam, kata dia.

Ia menjelaskan Pertamina berupaya menggunakan jalur alternatif untuk tetap memasok BBM ke daerah terdampak bencana sehingga masyarakat tetap terlayani.

Pengiriman BBM ke Labuan Bajo, kata dia, menggunakan empat unit mobil tangki dengan membawa beberapa jenis BBM untuk kebutuhan di daerah terdampak bencana itu.

Rustam menyebutkan tiga mobil dengan kompartemen ganda membawa BBM jenis Premium sebanyak 24 Kiloliter dan biosolar sebanyak 24 kiloliter. Sementara satu mobil lainnya membawa minyak tanah sebanyak lima kiloliter.

Keempat mobil tangki ini berangkat pada Jumat (8/3) malam melalui Pelabuhan ASDP Bima sekitar pukul 22.00 WITA dan telah tiba pada sekitar pukul 06.00 WITA di Pelabuhan ASDP Labuan Bajo, dan langsung bisa melayani SPBU mulai Sabtu pagi tadi, tambah dia.

Sementara kebutuhan rata-rata avtur untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di Bandara Komodo sebesar 15 kiloliter per hari, kata dia, stok masih cukup untuk tujuh hari.

Sebelumnya diberitakan pada Kamis (7/3) lalu banjir serta longsor menerjang dua kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, akibatnya sejumlah ruas jalan tertimbun longsor, jembatan putus, dan ada korban jiwa dalam longsor tersebut.*


Baca juga: Pengisian BBM tengah-laut disiapkan di Labuan Bajo

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019