Kediri (ANTARA News) - Tekanan gempa vulkanik dangkal ke permukaan kawah Gunung Kelud (1.731 mdpl) hingga Rabu (17/10) siang semakin membesar, namun sampai sekarang belum terjadi letusan. Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Kelud, Kristianto di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan posisi rekahan magma sampai pukul 12.00 WIB berada antara 0-12 km dari permukaan laut. "Rekahan magma ini semakin lama semakin mendekat ke permukaan air danau kawah," katanya. Menurut dia, kendati tidak bisa dipastikan kapan Kelud akan meletus, namun tanda-tanda akan terjadi letusan semakin besar. Pada pukul 06.00 sampai 12.00 WIB data seismograf di PPGA Margomulyo mencatat 37 kali gempa dangkal dengan amplitudo rata-rata tiga kilometer selama 70 detik dan satu kali gempa tremor. Cuaca di sekitar Gunung Kelud pada pukul 06.00 WIB cerah dengan tiupan angin kencang dari arah selatan ke utara. Kondisi temperatur udara di sekitar puncak Kelud tercatat 22 sampai 33 derajat celcius dengan kelembapan udara berkisar 58-68 persen. Sampai saat ini suhu air danau kawah tercatat 37,8 derajat celcius pada kedalaman 15 meter, 37 derjat celcius pada kedalaman 10 meter dan 37 derjat celcius pada bagian permukaan dengan warna air danau kawah hijau ke putih-putihan. "Jadi sampai sekarang suhu air danau kawah terus berfluktuasi, bahkan antara permukaan hinga kedalaman 15 meter tidak ada perbedaan yang menonjol," katanya. PVGA Margomulyo terus mengamati perkembangan suhu air danau kawah setiap lima menit sekali. Terkait dengan pernyataan Insident Commander Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Kediri, Letkol Inf Endy Servandi yang menyatakan bahwa Gunung Kelud diprediksi akan meletus enam jam sesudah ditetapkannya status Awas, Kritianto menegaskan, dirinya tidak bertanggung jawab. "Pernyataan itu bukan dari kami, jadi kami tidak bertanggung jawab atas pernyataan tersebut," katanya menegaskan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007