Padang (ANTARA News) - Sebanyak 130 kepala keluarga (KK) korban gempa di, Sikabaluan, Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, segera direlokasi pada lokasi pemukiman baru (Tamairang) berjarak empat kilometer dari pinggir laut, karena mereka tidak lagi berani menghuni perkampungannya.
"Pemindahan warga dari Desa Sikabaluan yang berada satu kilometer dari pinggir laut, ke Tamairang, karena lebih kurang 1.000 orang penduduk takut kembali ke desa lamanya sejak terjadinya gempa pada 12-13 September 2007," kata Camat Siberut Utara, Kabupaten Mentawai, Elisa Seriparang, ketika dihubungi melalui telepon dari Padang.
Ia menyebutkan, kini sebanyak 130 KK tersebut masih memilih tinggal di lokasi pengungsian, karena masih khawatir gempa susulan terjadi.
Kekhawatiran warga kembali menempati desa yang selama ini dihuninya, semakin tinggi dengan beredarnya isu akan terjadinya tsunami dan gempa besar.
"Kita mendukung menuruti keinginan masyarakat membentuk perkampungan baru tersebut," katanya dan menambahkan, relokasi di mulai pasca Lebaran ini.
Gempa susulan masih dirasakan, hingga Selasa (16/10) dua kali terjadi, namun guncangan tidak membuat warga panik.
Kabupaten Kep. Mentawai memiliki empat pulau terbesar, termasuk daerah terparah diguncang gempa di Sumbar sejak 12 September 2007, sama halnya dialami wilayah di Kab. Pesisir Selatan, Kota Padang, Padang Pariaman.
Data Posko Satkorlak Sumbar, menyebutkan rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Kepulauan Mentawai tercatat 4.789 unit.
Selanjutnya, sarana pendidikan yang rusak di Kepulauan Mentawai (91 unit), gedung perkantoran (63 unit) dan rumah ibadah mencapai (147 unit) serta fasilitas umum sebanyak 205 unit. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007