Jakarta (ANTARA) - Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2019 bisa jadi alternatif menyenangkan untuk lebih mengenal negara tetangga, Negeri Kangguru.
"Film adalah salah satu media terbaik untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih besar tentang negara dan budaya lain. Festival Sinema Australia Indonesia 2019 menawarkan jendela unik ke Australia kontemporer," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Sederet film dari berbagai genre yang telah dikurasi agar penonton Indonesia bisa mendapat wawasan lebih dalam mengenai kehidupan di Negeri Kangguru.
"Kami memilih film-film yang diharapkan punya daya tarik untuk penonton di Indonesia," lanjut dia.
Acara tahunan yang berlangsung keempat kalinya ini menayangkan film-film Australia dan Indonesia secara cuma-cuma.
Bukan cuma film panjang, akan ada film-film pendek pilihan yang pernah tayang di Flickerfest, festival film pendek Australia yang ternama.
Festival akan berlangsung di Jakarta, Surabaya dan Makassar. Demi menjangkau lebih banyak penonton, tahun ini FSAI juga diadakan di Bandung, Mataram dan Lombok.
Sederet film pilihan dari Australia dan Indonesia akan ditayangkan secara cuma-cuma di festival ini.
"Ladies in Black" jadi film pembuka dari Festival Sinema Australia Indonesia 2019.
Film yang berlatar belakang 1959 ini menunjukkan awal mula perubahan Australia menjadi negara multikultural, juga kebangkitan kemerdekaan perempuan di masyarakat.
Ada juga "GURRUMUL", film dokumenter mengenai salah satu seniman penduduk asli Australia yang paling terkenal.
Festival film ini juga menghadirkan sutradara dan penulis film dokumenter "GURRUMUL", Paul Damien Williams, yang akan menyapa penonton di Jakarta dan Mataram.
Film-film Australia lain yang akan tayang di festival ini meliputi drama keluarga "Storm Boy", film thriller fiksi ilmiah alien "Occupation" serta film dokumenter mengenai paduan suara perempuan penduduk asli Australia "The Song Keepers".
Film remaja fenomenal Tanah Air yang banyak dicintai penonton Indonesia, "Ada Apa Dengan Cinta?" juga kembali ditayangkan atas permintaan khalayak ramai.
Sekuelnya, "Ada Apa Dengan Cinta? 2" juga bisa disaksikan di festival yang didukung Australia now ASEAN, inisiatif pemerintah Australia merayakan inovasi, kreativitas dan gaya hidup Australia di Asia Tenggara sepanjang 2019.
Tak hanya karya dari produser Mira Lesmana yang jadi Festival Sinema Australia Indonesia, penonton juga dapat menyaksikan film pemenang penghargaan karya Kamila Andini, "The Seen and Unseen" atau "Sekala Niskala".
Tiket untuk semua pemutaran film tersedia secara gratis di fsai2019.eventbrite.com.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019