Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan pada Maret 2019 di wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah(Jateng) masih tinggi, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo.
"Berdasarkan peta prakiraan curah hujan pada Maret 2019 yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Kelas I Semarang, curah hujan di wilayah pegunungan tengah Jateng secara umum diprakirakan masih tinggi dengan kisaran 401-500 milimeter. Bahkan ada beberapa wilayah yang diprakirakan lebih dari 500 milimeter atau sangat tinggi," katanya di Cilacap, Jumat.
Ia mengatakan, wilayah pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprakirakan berkisar 401-500 milimeter, yakni Kabupaten Banyumas bagian utara, sebagian besar Purbalingga, sebagian besar Banjarnegara, sebagian besar Wonosobo, dan sebagian Temanggung.
Sementara wilayah yang curah hujannya diprakirakan lebih dari 500 milimeter atau sangat tinggi, yakni Kabupaten Tegal Selatan yang berbatasan dengan Brebes, Purbalingga bagian Utara, Pemalang bagian Tenggara, Kabupaten Pekalongan bagian Selatan, sebagian Batang sebelah Barat, sebagian kecil Banjarnegara bagian Barat Laut, sebagian perbatasan Banjarnegara dan Wonosobo sebelah Selatan, serta sebagian perbatasan Wonosobo dan Purworejo.
"Wilayah pegunungan tengah lainnya seperti sebagian besar Banyumas, sebagian kecil Purbalingga bagian Barat Daya, serta sebagian kecil Banjarnegara sebelah Barat yang berbatasan dengan Banyumas dan Purbalinga curah hujannya diprakirakan berkisar 301-400 milimeter, masih masuk kategori tinggi," katanya.
Menurut dia, curah hujan di sebagian Kabupaten Cilacap, khususnya bagian Utara dan sebagian wilayah Tengah serta sebagian Kebumen dan Purworejo bagian Utara juga diprakirakan berkisar 301-400 milimeter.
Akan tetapi curah hujan di pesisir Selatan Jateng secara umum diprakirakan berkisar 201-300 milimeter atau kategori menengah, khususnya di Cilacap bagian Barat dan Timur, Kebumen bagian Barat danTimur serta Purworejo bagian Selatan.
"Terkait dengan hal itu, kami mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut," kata Teguh.
Disinggung mengenai kondisi cuaca di beberapa wilayah yang terasa dingin dan sifat hujannya sering kali sporadis, dia mengatakan hal itu merupakan dampak dari perubahan iklim yang sulit diprediksi.
Kendati demikian, dia memastikan jika hingga saat ini belum memasuki masa transisi dari musim hujan menuju kemarau.
"Yang pasti, hingga saat ini masih berlangsung musim hujan, belum memasuki masa transisi menuju musim kemarau," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Alex Sariwating
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019