Palu (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dari belasan kali kunjungannya ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), beberapa tahun terakhir, baru kunjungan kali ini tidak marah menyusul semakin kondusifnya situasi keamanan di wilayah tersebut.
"Sulteng termasuk provinsi tersering saya kunjungi, setelah Sulawesi Selatan. Lebih sepuluh kali kunjungan sebelumnya, saya selalu marah-marah karena situasi keamanan yang selau bergejolak. Kali ini saya tak perlu marah lagi," katanya saat bersilatuhrahmi dengan unsur pimpinan dan tokah masyarakat Sulteng di Palu, Selasa.
Wapres meminta seluruh elemen masyarakat di daerah ini menjaga situasi aman tersebut agar pembangunan dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Tidak ada pertumbuhan ekonomi jika tak ada stabilitas keamanan. Kunci stabilitas adalah persatuan segenap elemen masyarakat. Suasana silatuhrahmi mesti terus dibina," katanya.
Menurut Kalla, suatu bangsa atau daerah dihargai dan dihormati oleh bangsa dan daerah lain jika secara ekonomi berhasil. Olehnya, fokus perhatian mesti pada pembangunan dan kemajuan ekonomi masyarakat.
"Bukan hanya menghabiskan energi dari pemilu ke pemilu atau dari pilkada ke pilkada," ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulteng Bandjela Paliudju melaporkan situasi keamanan di bekas daerah konflik Poso, sudah semakin kondusif. Fakta terakhir pelaksanaan pawai takbiran yang diikuti sekitar 10 ribu orang itu berlangsung aman dan lancar.
"Bahkan dalam pawai tersebut, puluhan warga non-muslim berpartisipasi. Ini menujukkan proses rekosiliasi yang dibangung sudah berjalan," katanya.
Paliudju menyampaikan terima kasih kepada Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Kalla yang memberi perhatian khusus terhadap situasi keamanan di wilayah Sulteng, terutama Kabupaten Poso dan Kota Palu.
"Apa yang terjadi saat ini, tak lepas dari peran bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan bapak Jusuf Kalla," ujarnya.
Pada sausana Idul Fitri tahun 2006, Wapres Jusuf Kalla juga bersilatuhrahmi dengan para pimpinan, tokoh masyarakat dan pemuka agama di daerah ini.
Namun dalam pertemuan tersebut diliputi suasana tegang karena baru dua pekan terjadi penembakan Pendeta Irianto Kongkoli, Sekretaris Gereja Kristen Sulteng dan juga Deklarator Malino untuk perdamaian Poso.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007